Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) memiliki prospek kinerja yang lebih cerah setelah mengakuisisi PT So Good Food dan So Good Food Manufacturing. Analis memproyeksikan kinerja di semester II-2020 juga akan membaik daripada semester I-2020.
JPFA dan anak usahanya PT Ciomas Adiswasta telah menandatangani perjanjian jual beli dengan Jupiter Foods Pte Ltd dan Annona Pte terkait pembelian 100% saham So Good Food.
Michael Wilson, analis RHB Sekuritas mengatakan, akuisisi ini berdampak positif agar JPFA bisa menciptakan bisnis yang terintegrasi. "Ke depan bisnis JPFA akan mengalami peningkatan economies of scale dan efisiensi," kata Michael, Senin (7/9).
Akuisisi ini membawa keuntungan bagi JPFA karena kinerja So Good Food di semester I-2020 sudah mulai membaik. Meski, di tahun lalu Michael mengamati kinerja So Good Food sempat menurun karena naiknya harga broiler dan persaingan pasar yang ketat. Kinerja operasional JPFA juga akan lebih efisien karena terbantu dari jumlah rumah pemotongan ayam (RPA) milik So Good Food.
Baca Juga: Aktivitas merger dan akuisisi masih ramai di tengah pandemi corona (Covid-19)
Michael mengatakan, nilai akuisisi yang mencapai total Rp 1,2 triliun tidak mahal. Bunga dari promissory note yang akan dipakai untuk membayar sebagian biaya akuisisi juga rendah.
llona Freddy, analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia mengungkapkan, merek dagang So Good menjadi market leader untuk makanan siap saji sehingga akuisisi ini berdampak positif pada bisnis JPFA. Jika dibandingkan, market share So Good 22,6% lebih tinggi dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) lewat merek Fiesta dengan pangsa pasar 18,8%.
Namun, kinerja JPFA di semester I-2020 masih tertekan. Tercatat, pendapatan JPFA menurun 7% secara year on year (yoy) ke Rp 16,91 triliun. Sementara, laba bersih anjlok 81% menjadi Rp 155,11 miliar.
Baca Juga: JAPFA berkolaborasi dengan perbankan berikan fasilitas KUR bagi mitra peternak
Michael mengatakan faktor yang membuat kinerja JPFA menurun di semester awal adalah pandemi Covid-19 yang membuat harga ayam turun karena oversupply. "Pandemi membuat pemerintah tidak lagi mengawasi jalannya culling, sementara permintaan menurun dan pasar tutup, harga ayam jadi anjlok," kata Michael.
Namun, Michael memproyeksikan harga ayam di semester II-2020 akan membaik naik karena culling mulai dijalankan seiring adanya pelonggaran PSBB dan pasar juga mulai kembali beroperasi.
Illona juga memproyeksikan harga broiler akan kembali stabil karena porsi kontrak yang lebih tinggi. Perusahaan peternakan unggas atau integrator juga memiliki kontrol yang lebih baik atas pasokan broiler.
Baca Juga: Akuisisi So Good Food, harga saham Japfa (JPFA) melesat 8,44% pada Senin (31/8)
Pascapelonggaran PSBB, Illona melihat ada pengurangan kemacetan distribusi pakan ternak. Illona berharap penjualan pakan ternak di semester II-2020 akan lebih baik dan didukung profitabilitas yang kuat karena harga bahan baku yang rendah.
Michael merekomendasikan buy saham JPFA di target harga Rp 1.500 per saham. Illona juga merekomendasikan beli di target harga Rp 1.400 per saham.
Baca Juga: Japfa Comfeed (JPFA) akan mengakuisisi So Good Food dengan nilai Rp 1,21 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News