kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi Aset Tambang Nikel, Begini Rekomendasi Saham MDKA dari Analis


Selasa, 28 Juni 2022 / 07:45 WIB
Akuisisi Aset Tambang Nikel, Begini Rekomendasi Saham MDKA dari Analis


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa waktu terakhir, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terpantau rajin melakukan aksi akuisisi. Salah satunya adalah mengakuisisi 55,67% kepemilikan saham di PT Hamparan Logistik Nusantara (HPN),  melalui anak usahanya yakni PT Batutua Tembaga Abadi. 

Selain itu, MDKA juga melakukan investasi di nikel, kobalt, dan tembaga yang akan terus berlanjut dan berkembang seiring dengan kemitraan strategis yang terjalin dengan Hong Kong Brunp Catl Co. Ltd, pemasok terbesar di dunia untuk baterai kendaraan listrik. 

Analis Korea Investment Sekuritas Indonesia Edward Tanuwijaya dalam risetnya pada 17 Juni menuliskan, aksi akuisisi MDKA senilai US$ 693 juta untuk aset yang berkaitan dengan nikel berpotensi untuk menghasilkan pertambahan nilai sebesar US$ 2,7 miliar ke depannya. 

Selain itu, akuisisi juga berpotensi untuk segera memberikan kontribusi arus kas yang layak dengan initial return sekitar 10% per tahun untuk dua tahun pertama karena smelter CSI dan BSI sudah beroperasi sejak 2020.

Baca Juga: Target Produksi Merdeka Copper Gold (MDKA) Turun, Simak Rekomendasi Analis

Dari segi waktu, Edward juga menilai akuisisi ini sudah memiliki momentum yang tepat karena akan membantu MDKA untuk menjembatani masa transisi. 

“Akuisisi ini membantu transisi MDKA dari tambang emas Tujuh Bukit dan tambang tembaga Wetar yang produksinya menurun ke proyek tambang emas Pani, proyek AIM, dan proyek tembaga Tujuh Bukit,” katanya dalam riset. 

Terkait akuisisi, analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan menambahkan, MDKA memiliki ruang pertumbuhan yang luas dari kepemilikan kawasan industri seluas 3.600Ha di Konawe (IKIP).

Apalagi, dengan Tsingshan menjadi mitra MDKA, ia melihat emiten tambang ini bisa mengembangkan IKIP ke depan, khususnya pada pada pengembangan High Pressure Acid Lead (HPAL).

“Nantinya diekspektasikan HPAL IKIP bisa mengonsumsi sekitar 40 mtpa bijih Ni limonite dari smelter SCM yang merupakan salah satu anak usaha MDKA,” tulisnya dalam riset pada 23 Mei.

Baca Juga: Emiten Semen Mulai Diselimuti Angin Segar, Simak Rekomendasi Sahamnya

Adapun, untuk pengembangan bisnis HPAL yang lebih terintegrasi, MDKA kini juga telah memiliki Brunp  Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) sebagai salah satu pemegang sahamnya. 

Alhasil, ia mengekspektasikan MDKA ke depan bisa menjadi pemain unggulan dalam ekosistem baterai Indonesia. Bersama dengan CATL, MDKA juga berpotensi untuk membangun proyek terkait inudstri baterai lainnya.

Sementara itu, terkait harga komoditas produksi MDKA ke depan, Edward melihat periode tingginya inflasi ini akan menjaga harga emas untuk tetap berada di kisaran US$ 1.850 per ons troi. Menurutnya, emas sudah terbukti menjadi hedging untuk menghadapi inflasi di mana permintaan dari bank sentral global juga terus meningkat di kuartal I-2022. 

 




TERBARU

[X]
×