Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) yang sudah naik cukup tinggi, memicu investor melakukan aksi jual. Akibatnya, hari ini, CPO tumbang untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir.
Kemarin, minyak sawit reli cukup tajam, yaitu sebesar 1,5% hingga mencapai harga tertingginya dalam sepekan. Analis Phillip Futures Pte. Ker Chung Yang menilai, reli CPO yang signifikan memicu meningkatnya kegiatan profit taking.
"Tapi, saya tidak mengekspektasi adanya pergerakan tajam di pasar minyak sawit. Sebab, pasar skeptis dan masih belum cukup yakin, sebelum ada pernyataan dari Ben Bernanke," ujarnya, di Singapura, hari ini.
Data ekonomi AS yang lebih rendah dari perkiraan memperkuat spekulasi The Fed akan bertindak untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Hal ini akan berimbas naiknya permintaan komoditas di AS.
Sementara, analis Karvy Comtrade Ltd. Vimala Reddy juga meyakini lemahnya CPO karena koreksi kecil dari kenaikan sebelumnya yang cukup tinggi. Menurutnya, saat ini faktor fundamental sangat mendukung bagi minyak sawit. "Produksi dan stok di Malaysia diperkirakan lebih rendah, sementara permintaan global cukup tinggi," imbuhnya.
Kontrak CPO untuk pengiriman November di Malaysia Derivatives Exchange turun 0,9% ke RM 3.041 atau setara US$ 1.019 per metrik ton, dan mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.053 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News