kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Pasokan terbatas, harga CPO mulai berbalik menguat


Rabu, 24 Agustus 2011 / 08:00 WIB
Pasokan terbatas, harga CPO mulai berbalik menguat
ILUSTRASI. lelang rumah sitaan Bank Mandiri di Tangerang Rp 163 juta


Reporter: Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Minyak sawit mentah alias crude palm oil melanjutkan penguatannya di hari kedua. Merujuk Bloomberg, nilai kontrak pengiriman November di bursa Malaysia Derivative Index, Rabu (23/8), naik 1,5% dibandingkan hari sebelumnya, dari RM 3.022 per metrik ton menjadi RM 3.068 per metrik ton.

Angin segar yang menerbangkan harga CPO ini datang dari Amerika Serikat (AS). Kementerian Pertanian AS merilis pada 21 Agustus lalu, produksi kedelai dengan kondisi baik akan terpangkas hingga 59%.

Produksi melorot gara-gara kekeringan masih melanda sejumlah negara bagian penghasil kedelai, seperti Iowa, Illinois dan Indiana. "Cuaca merusak tanaman hingga kemungkinan akan menaikkan harga minyak sawit," tutur Donny Khor, Senior Vice President OSK Investment Bank Bhd, Kuala Lumpur, seperti dikutip Bloomberg. Selama ini, kedelai merupakan substitusi CPO.

Penyebab lain, kenaikan harga CPO adalah penurunan produksi di Malaysia. Negara penghasil minyak sawit terbesar kedua di dunia ini hanya memasok 1,75 juta ton minyak sawit pada Juli lalu, turun dari 2,05 juta ton di Juni 2011.

Dewan sawit Malaysia memperkirakan, pasokan semakin ke pasar dunia akan makin merosot di Agustus. Selama tiga pekan pertama Agustus, produksi CPO di Malaysia sudah turun 5%-7% dibanding Juli lalu. Produksi seret karena pengurangan jam kerja buruh perkebunan selama bulan puasa.

Di sisi lain, permintaan CPO tetap tinggi terdongkrak berbagai kebutuhan hari raya, seperti Lebaran, perayaan musim gugur di China, serta perayaan Wali di India Oktober mendatang. "Ini waktu yang tepat untuk membeli CPO," imbuh Khor.

Juni Sutikno, analis Phillip Future Indonesia menuturkan, harga CPO cenderung turun jika mengacu ke indikator teknikal. Namun, kondisi fundamental akan menjaga kenaikan harga di pekan ini.

Harga minyak mentah yang terus naik juga akan memberi sentimen kenaikan pada CPO. Dia memprediksi, harga minyak sawit akan di kisaran RM 3.000 - RM 3.200 hingga akhir September nanti.

Proyeksi Ibrahim, Analis Senior Harvest International Future, harga CPO akan bertahan di atas RM 3.000, dan bisa naik hingga RM 3.150 per ton di akhir September. Menurut Ibrahim, permintaan CPO masih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×