kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.307.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.680   -27,00   -0,16%
  • IDX 8.391   -3,35   -0,04%
  • KOMPAS100 1.160   -7,83   -0,67%
  • LQ45 845   -8,63   -1,01%
  • ISSI 290   -0,83   -0,29%
  • IDX30 444   -0,53   -0,12%
  • IDXHIDIV20 511   -2,43   -0,47%
  • IDX80 131   -0,99   -0,75%
  • IDXV30 138   -0,38   -0,28%
  • IDXQ30 140   -0,92   -0,65%

Aksi produsen China kerek harga timah


Jumat, 22 Januari 2016 / 07:10 WIB
Aksi produsen China kerek harga timah


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga timah mulai pulih. Ekspektasi suplai timah di pasar global bakal seret memberi angin segar bagi komoditas logam industri ini. Mengutip Bloomberg, Kamis (21/1), harga timah kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) melambung 7,76% ke US$ 14.522 per metrik ton.

Reli harga timah sudah berlangsung dua hari, dengan kenaikan mencapai 9,18%. International Tin Research Institute (melaporkan, sembilan produsen timah di China sepakat mengurangi produksi hingga 17.000 metrik ton pada tahun ini.

Jumlah tersebut melebihi 10% dari total produksi tahun lalu yang mencapai 138.000 metrik ton.Langkah tersebut untuk meredam jebloknya harga timah.

Menurut Cui Lin, Chief Representative International Tin Research Institute, pemangkasan produksi diharapkan bisa menopang pergerakan harga di masa mendatang.

"Ada potensi ke arah sana. Sebab, penggunaan timah tahun 2015 mencapai 346.000 ton, lebih tinggi dari produksi yang hanya 340.000 ton," ujar Lin, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (21/1).

Pengamat Komoditas PT SoeGee Futures Ibrahim menyebut, harga timah juga terdongkrak karena kekhawatiran pasokan dari Indonesia bakal turun. Sebab, eksplorasi tambang lepas pantai PT Timah Tbk, produsen timah terbesar di Indonesia, sedang terganjal penolakan.

Sekretaris Perusahaan PT Timah Agung Nugroho menyatakan, perusahaan telah menerima surat dari Gubernur Kepulauan Bangka Belitung yang meminta penghentian tambang lepas pantai di Teluk Kelabat dan dua lokasi lain.

Warga setempat menolak keberadaan kapal isap produksi dengan alasan merusak ekosistem. Meski demikian, PT Timah mengaku, masih berupaya menyelesaikan persoalan tersebut dengan pihak pemerintah setempat. Asal tahu saja, 70% hasil produksi PT Timah Tbk berasal dari produksi tambang lepas pantainya.

Penolakan tambang lepas pantai ini muncul di saat pengiriman timah asal Indonesia lebih terkendali sejak akhir tahun lalu. Kementrian Perdagangan mencatat, ekspor timah Indonesia tahun lalu turun sebesar 7,6% menjadi 70.155 metrik ton.

Terganjalnya eksplorasi PT Timah bisa meredam lonjakan pasokan di pasar global. "Dengan semakin jauhnya jarak antara volume produksi dan permintaan, harga bakal lebih baik,” kata Ibrahim.

Namun ia mengingatkan, masih ada ancaman dari sisi permintaan. Pasalnya, permintaan global, terutama dari China belum akan pulih. Ekonomi Negeri Tembok Besar masih melambat dan perlu waktu untuk pulih.

Dana Moneter International alias IMF telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini menjadi 3,4%. Ibrahim berharap, keputusan para produsen di China mengurangi produksi bisa meminimalisir efek negatif penurunan permintaan. Indikator teknikal masih mendukung kenaikan harga timah pada jangka pendek.

Relative strength index (RSI) dan stochastic berada di level 60%, mengarah naik. Garis MACD di area 60% positif juga menunjukkan uptrend. Hanya, moving average dan bollinger band masih 20% di atas bollinger bawah, sehingga membuka peluang koreksi.

Prediksi Ibrahim, hingga pekan depan, harga timah bergerak antara US$ 13.000 hingga US$ 14.620 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×