kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.605.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.781   11,00   0,07%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Harga Melorot Hampir 50% Sejak 8 Okt 2025, Saham Ini Akan Di-Buyback, Cek peluangnya!


Senin, 29 Desember 2025 / 07:00 WIB
Harga Melorot Hampir 50% Sejak 8 Okt 2025, Saham Ini Akan Di-Buyback, Cek peluangnya!
ILUSTRASI. Harga Melorot Hampir 50% Sejak 8 Okt 2025, Saham Ini Akan Di-Buyback, Cek peluangnya!


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengumumkan rencana pembelian kembali saham (buyback) berjumlah lebih dari 800 juta saham. Aksi korporasi ini berlangsung di tengah harga saham TOBA yang melorot. Apakah investor ritel sebaiknya ikut beli atau jual saham TOBA?

Menjelang akhri tahun 2025 ini, harga saham TOBA terus melemah usai mencapai puncak di level 1.380 pad 8 Oktober 2025. 

Harga saham TOBA pada perdagangan sebelum libur Natal, Rabu 24 Desember 2025 ditutup di level 695 turun 15 poin atau 2,11% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama perdagangan 30 hari terakhir, harga saham TOBA terakumulasi melemah 120 poin atau 14,72%.

Saat harga terus melemah, manajemen TOBA mengumumkan buyback dengan jumlah maksimal mencapai 825.740.293 saham, setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Baca Juga: 8 Emiten Bagikan Dividen Saham Awal 2026, Cum Date Dimulai Hari Ini (29/12)

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal 24 Desember 2025, periode buyback saham TOBA akan berlangsung selama tiga bulan, mulai 25 Desember 2025 hingga 24 Maret 2026.

Manajemen TOBA menyampaikan bahwa aksi buyback ini bertujuan menjaga kepercayaan investor, meningkatkan fleksibilitas pengelolaan struktur permodalan, serta menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham. Selain itu, buyback diharapkan mampu menjaga stabilitas harga saham di tengah kondisi pasar yang belum kondusif.

Dana buyback sepenuhnya berasal dari kas internal perusahaan. Manajemen menegaskan bahwa pelaksanaan buyback tidak akan mengganggu kemampuan keuangan perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

Apabila buyback terealisasi sepenuhnya, dana yang disiapkan mencapai Rp 586.275.608.030 atau setara US$ 34,91 juta, dengan asumsi kurs Rp 16.790 per dolar AS. Nilai tersebut telah memperhitungkan biaya transaksi, jasa perantara, dan biaya lain yang relevan.

Tonton: IHSG dan Obligasi di 2026 Tak Seindah 2025?

Perhitungan dana buyback mengacu pada harga penutupan saham TOBA pada 23 Desember 2025 sebesar Rp 710 per saham.

Pengamat pasar modal sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana, menilai buyback TOBA sebagai salah satu aksi korporasi paling agresif di sektor energi menjelang akhir 2025. Dengan target hingga 10% saham beredar, buyback ini secara teori dapat menopang harga saham sekaligus meningkatkan potensi earning per share (EPS).

Selain memberikan dukungan struktural terhadap harga saham, buyback juga mencerminkan keyakinan manajemen bahwa valuasi saham TOBA saat ini belum sepenuhnya mencerminkan nilai fundamental serta arah transformasi bisnis perseroan.

Menurut Hendra, bagi investor jangka menengah hingga panjang, buyback ini dapat menjadi pendorong kepercayaan, terutama di tengah transisi TOBA dari bisnis berbasis batu bara menuju energi bersih dan pengelolaan lingkungan.

Meski demikian, prospek saham TOBA pasca buyback tetap sangat bergantung pada kinerja fundamental tahun 2026. Sepanjang 2025, TOBA menghadapi tekanan kinerja akibat divestasi aset fosil dan penurunan kontribusi batu bara, yang berdampak pada penurunan laba hingga mencatatkan rugi bersih.

Pendapatan konsolidasian TOBA tercatat sebesar US$ 288,2 juta sepanjang sembilan bulan pertama 2025, turun 14% secara tahunan. Sementara itu, perseroan membukukan rugi bersih US$ 127,37 juta per September 2025, berbalik dari laba bersih US$ 34,83 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun, tekanan tersebut dinilai sebagai biaya transisi menuju model bisnis yang lebih berkelanjutan. Pada 2026, kinerja TOBA berpotensi membaik seiring kontribusi penuh dari segmen pengelolaan limbah dan solusi lingkungan, serta stabilisasi struktur keuangan pasca refinancing obligasi Rp 500 miliar.

Dari sisi teknikal, saham TOBA masih berada dalam tren turun dan telah menembus rata-rata pergerakan 200 hari (MA200). Dalam jangka pendek, saham ini berpotensi menguji area support di kisaran Rp 640–Rp 670 per saham sebelum membentuk dasar harga yang lebih solid.

Area tersebut dinilai krusial. Jika mampu bertahan, saham TOBA berpeluang rebound dengan resistance di sekitar Rp 800 per saham, terutama jika realisasi buyback berjalan agresif dan terdapat perbaikan kinerja fundamental.

Dengan mempertimbangkan faktor fundamental dan teknikal, Hendra merekomendasikan speculative buy atau buy on weakness untuk saham TOBA dengan target harga Rp 780–Rp 820 per saham, dengan catatan support di Rp 640–Rp 670 per saham mampu dipertahankan.

“Buyback berfungsi sebagai floor value, sementara keberhasilan transformasi bisnis akan menjadi pendorong kenaikan harga saham ke depan,” tutupnya.


 

Momen Nataru Akan Dongkrak Ekonomi, Namun Bersifat Sementara

Selanjutnya: Pelita Air Mendatangkan Lagi Airbus A320

Menarik Dibaca: Daftar Aplikasi yang Harus Dihapus saat Memori Penuh, Performa jadi Lebih Lancar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×