Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam memiliki sejumlah aksi untuk mengembangkan bisnis tiga komoditas utamanya: nikel, emas dan bauksit. Aksi ini terutama dijalankan melalui proyek hilirisasi dan sinergi dengan sesama anggota Mind Id sebagai holding industri pertambangan BUMN.
Direktur Utama Antam Nicolas D. Kanter membeberkan sejumlah aksi yang telah dilakukan ANTM selama tahun 2024 ini. Pertama, proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah yang digarap bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) telah memulai fase injeksi bauksit perdana pada 24 September 2024, yang menandai tahap commissioning.
Kedua, ANTM telah mencapai kesepakatan penting mengenai kontrak jual-beli emas dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) pada 7 November 2024. Dalam perjanjian ini, ANTM akan membeli sebanyak 30 ton emas per tahun dengan kemurnian 99,99% dari PTFI, yang kemudian akan diolah untuk menjadi produk logam mulia Antam.
Ketiga, pada bulan Oktober lalu ANTM mengakuisisi 30% saham PT Jiu Long Metal Industry, perusahaan nikel yang terafiliasi dengan Eternal Tsingshan Group. Aksi ini dilakukan melalui anak usaha ANTM, PT Gag Nikel yang merupakan bagian dari program hilirisasi.
Baca Juga: Antam (ANTM) Angkat Rauf Purnama Eks Dewan Pakar TKN Jadi Komisaris Utama
Keempat, ANTM menjalin kerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk menyediakan pasokan listrik sebesar 150 Megavolt Ampere (MVA) untuk smelter feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
"Semua ini menunjukkan komitmen dan dukungan Antam terhadap hilirisasi dan industrialisasi yang jadi prioritas dari pemerintah," kata Nico dalam konferensi pers, Rabu (13/11).
Bersamaan dengan itu, Nico menyampaikan proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik dengan konsorsium CBL (CATL, Brunp, Lygend) terus berjalan. Bersama konsorsium ini, ANTM sedang melakukan persiapan untuk membagun smelter Rotary Kiln-Electric Furnance (RKEF) dan High Pressure Acid Leach (HPAL).
Sedangkan untuk proyek dengan konsorsium LG, Nico bilang saat ini masih dalam proses pembahasan. "Kami belum merampungkan. Masih terus mendapat bantuan dari Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) dan Kementerian Investasi untuk coba mempercepat progresnya," terang Nico.
Baca Juga: Emiten Tambang Emas Pacu Produksi
Direktur Pengembangan Usaha Antam I Dewa Bagus Wirantaya menambahkan, proyek bersama konsorsium CBL diharapkan sudah bisa merampungkan tahap perizinan dan penghimpunan dana pada akhir tahun ini. Dengan begitu, fase pertama konstruksi bisa dimulai pada tahun 2025.
Dewa melanjutkan, ANTM bersama Inalum juga bersiap untuk menggarap proyek SGAR Fase 2, yang saat ini sedang dalam proses bankable feasibility study (FS). Proses ini diharapkan bisa rampung pada semester I-2025, sehingga Final Investment Decision (FID) bisa selesai pada tahun depan.
Dewa tak menutup kemungkinan akan ada pihak ketiga yang akan masuk untuk melakukan kerja sama pada proyek SGAR Fase 2. "Kerja sama masih sinergi BUMN Mind Id, antara Antam dan Inalum. (Kemungkinan masuknya pihak ketiga) masih menunggu bankable FS," kata Dewa.
Dewa bilang, proyek SGAR Fase 2 nantinya diproyeksikan bakal meningkatkan produksi alumina dari 1 juta ton di Fase 1 menjadi 2 juta - 3juta ton. Adapun, saat ini SGAR Fase 1 sedang menyelesaikan tahap commissioning, yang diharapkan bisa mencapai produksi komersial pada kuartal I- 2025.
Baca Juga: Sinergi Grup MIND ID, ANTM dan Freeport Perkuat Integrasi Rantai Pasok Emas
Sedangkan terkait pembelian emas dari Freeport Indonesia, Direktur Operasi dan Produksi Antam Hartono mengungkapkan langkah ini akan berdampak positif dalam menurunkan harga pokok penjualan Antam. Selain itu, akan memberikan manfaat dari sisi devisa karena sebelumnya dominan dipenuhi melalui impor. "Perjanjian ini akan memperkuat posisi Antam untuk memenuhi kebutuhan domestik," ujar Hartono.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Arianto Sabtonugroho berharap pembelian emas dari PTFI bisa memperbaiki margin laba ANTM. Arianto bilang, perjanjian ini berlangsung selama lima tahun dengan opsi perpanjangan.
"Dari perjanjian ini ada elemen diskon dari harga emas global, kami bisa berhemat dari bea impor. Perjanjian akan efektif dari Januari 2025. 30 ton per tahun dan punya opsi kalau ada produksi tambahan dari Freeport itu akan ditawarkan ke kami," kata Arianto.
Arianto juga optimistis kinerja operasional dan keuangan Antam bakal membaik di periode akhir tahun ini. Pendorongnya adalah ruang pertumbuhan produksi. Setelah keterlambatan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB), Antam akan memacu produksi, terutama pada segmen bijih nikel.
Dorongan lainnya datang dari pertumbuhan penjualan emas di tengah lonjakan harga rata-rata penjualan. "Jadi (kinerja keuangan) dibandingkan tahun lalu ada kemungkinan tumbuh, kami masih terus berupaya," tandas Arianto.
Selanjutnya: Hujan Intensitas Sedang Guyur Daerah Ini, Simak Prakiraan Cuaca Besok di Banten
Menarik Dibaca: Hujan Intensitas Sedang Guyur Daerah Ini, Simak Prakiraan Cuaca Besok di Banten
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News