Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sepanjang 2016, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatatkan pendapatan Rp 15,21 triliun. Jumlah ini menurun 23% dibandingkan pendapatan 2015 yang mencapai Rp 19,76 triliun.
Meski demikian, laba bersih emiten distributor BBM ini hanya turun tipis 1,1% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,04 triliun pada 2016. Sepanjang tahun lalu, AKRA berhasil meraih laba kurs senilai Rp 28,55 miliar. Padahal di 2015, emiten ini menderita rugi kurs Rp 63,24 miliar.
Direktur AKRA Suresh Vembu menyebutkan, tergerusnya harga minyak pada tahun lalu menjadi penyebab utama penurunan pendapatan perusahaan.
Pada tahun ini, manajemen optimistis bakal mencatatkan pertumbuhan bisnis yang memuaskan. Proyeksi ini seiring meningkatnya harga minyak mentah di pasar global.
"Harga minyak naik sejak semester II-2016, maka kami yakin akan mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 15%20% pada tahun ini," kata Suresh kepada KONTAN, Senin (6/3).
Selain mengincar pertumbuhan penjualan, AKRA menyiapkan sejumlah agenda ekspansi pada tahun ini, misalnya membangun terminal BBM dan pengembangan kawasan industri.
"Kami mengalokasikan belanja modal Rp 300 miliar," ungkap Suresh.
Seluruh belanja modal bersumber dari kas internal.Saat ini, AKRA memiliki landbank yang cukup luas, sehingga dapat mengembangkan bisnis kawasan industri. Pada 2015, di bisnis kawasan industri, AKRA berhasil meraih penjualan Rp 129 miliar.
Tahun lalu, pendapatan kawasan industri tumbuh 109% menjadi Rp 270 miliar.
Analis NH Korindo Securities Indonesia Raphon Prima menilai, AKRA terus berupaya melakukan efisiensi. Langkah ini bisa mendongkrak margin laba bersihnya.
Raphon merekomendasikan buy saham AKRA dengan target Rp 7.325 per saham. Harga AKRA kemarin menguat 2,02% menjadi Rp 6.325 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News