Reporter: Yuwono Triatmodjo |
JAKARTA. Sederet rencana besar perusahaan properti nasional, PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) terpaksa harus tertunda lantaran kondisi perekonomian yang sedang buruk. Penundaan ini mungkin akan berlangsung cukup lama, menunggu proses pemilihan umum (pemilu) usai dan keadaan ekonomi kembali stabil.
Sekretaris Perusahaan GPRA, Rosihan Saad menjelaskan hal ini berkenaan dengan kenaikan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Sejak Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunganya sejak awal Oktober 2008 lalu dari 9,25% menjadi 9,5%, kalangan perbankan berangsur-angsur pun mulai mengerek suku bunga KPR dan KPA. Walhasil, daya beli masyarakat pun ikut tergerus.
Namun permasalahan belum berhenti sampai di sini saja. "Biaya proyek pembangunan naik antara 20%-25% sehingga menambah beban perusahaan," terang Rosihan.
Akibatnya, dua proyek besar mereka dengan terpaksa harus ditunda. Proyek tersebut adalah super blok The Crowne City dan pembangunan hotel di Jimbaran Bali. Proyek The Crowne City rencananya bakal dibiayai lewat penerbitan obligasi yang akan diterbitkan oleh perseroan. Namun lantaran yield obligasi pada saat ini sangat tinggi, rencana ini terpaksa untuk sementara diurungkan. Crowne City merupakan proyek superblok yang berisi beragam fasilitas, seperti hotel, mal, rumah sakit, dan universitas.
Sementara itu, proyek pembangunan hotel di Bali sebenarnya telah sampai pada kesepakatan harga tanah. Tetapi lagi-lagi dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi, perseroan lebih condong menunda proyek tersebut. Pasalnya, proyek perhotelan di Bali ini menelan dana yang cukup besar, yaitu hampir sebesar Rp 500 miliar.
Namun Rosihan mengatakan, pada tahun 2009 mendatang tetap akan mengembangkan proyek-proyek properti khususnya apartemen murah alias rusunami dengan nilai proyek yang tidak terlalu besar. "Perkiraan nilai proyeknya itu di bawah Rp 200 miliar," ujar Rosihan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News