Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mencatatkan rugi bersih sepanjang 2019 sebesar Rp 1,14 triliun, padahal di tahun sebelumnya mereka mencatatkan laba.
Sekretaris Perusahaan Acset Indonusa Maria Cesilia Hapsari menjelaskan pembukuan rugi bersih tersebut dikarenakan adanya keterlambatan proyek sehingga ada peningkatan biaya pendanaan, overhead dan biaya lain yang dialokasikan untuk percepatan penyelesaian proyek tersebut.
Baca Juga: Acset Indonusa (ACST) mengalami rugi Rp 1,14 triliun sepanjang 2019
Selain itu, Acset Indonusa mengalami penyesuaian nilai final account dari beberapa proyek. Penyesuaian ini terlihat dalam pos beban penjualan yang naik signifikan.
Dalam laporan keuangan ACST beban penjualan naik hingga 4566% dari Rp 3,07 miliar menjadi Rp 143,25 miliar.
Untuk memperbaiki kinerjanya, perusahaan bakal melakukan peningkatan kontrol proyek. "Acset akan terus berupaya untuk lebih selektif dalam pemilihan proyek dan meningkatkan kontrol pengelolaan terhadap pelaksanaan proyek. Diharapkan dengan ini dapat membawa perbaikan-perbaikan ke depannya," Maria kepada Kontan.co.id, Rabu (26/2).
Meski tak dipungkiri Acset juga melihat kondisi pasar belum membaik.
Sepanjang tahun lalu, Acset memperoleh kontrak baru sebesar Rp 1,7 triliun. Sedangkan sepanjang tahun berjalan ini perusahaan konstruksi tersebut belum meraih kontrak baru.
Maria menambahkan perusahaannya akan fokus pada pemilihan kontrak yang sesuai dengan kompetensi dan kemampuan yakni fokus pada proyek fondasi, struktur dan infrastruktur.
Baca Juga: Porsi Acset Indonusa (ACST) minoritas di JORR elevated
Dari perolehan pada tahun 2019 tersebut, proyek terbesar yang digenggam Acset adalah proyek infrastruktur powerplant Soma Karimun. "Skema pembayaran proyek kami didominasi milestone progress atau bertahap," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News