Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona (Covid-19) diprediksi bakal menggerus kinerja emiten yang bergerak di sektor manufaktur, tidak terkecuali kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang bergerak di industri semen.
Analis Danareksa Sekuritas Maria Renata memperkirakan volume penjualan INTP hingga akhir 2020 akan terkoreksi 10,2%. Pada kuartal II-2020, Maria memperkirakan volume penjualan INTP akan tertekan 10% secara tahunan.
Baca Juga: Penjualan Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) turun 11,67% pada 2019
Hal ini seiring dengan pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan turunnya permintaan semen selama bulan puasa dan lebaran. Lebih lanjut, Maria juga memperkirakan volume penjualan INTP pada kuartal III dan IV 2020 akan turun sebesar 12% seiring turunnya anggaran infrastruktur pemerintah.
Asumsi ini dapat diterjemahkan menjadi target penjualan bulanan rata-rata sebesar 1,11-1,54 juta ton pada April hingga Desember 2020. Sementara itu, INTP menjual 3,80 juta ton semen pada kuartal pertama 2020, yang berarti penjualan rata-rata hanya 1,27 juta ton per bulan.
Oleh karenanya, Danareksa Sekuritas memperkirakan volume penjualan semen hingga akhir 2020 sebesar 16,03 juta ton, turun 10,2% secara year-on-year (yoy).
Dengan menimbang dampak Covid-19, manajemen INTP memutuskan untuk merevisi target volume penjualan tahun ini. Awalnya, INTP mematok pertumbuhan target penjualan sebesar 3%-4% untuk tahun ini. Manajemen INTP secara hati-hati merevisi target volume penjualan semen perusahaan di tahun ini sekitar 1%.
Baca Juga: Atasi corona, Kalbe Farma (KLBF) gencar gandeng mitra strategis demi kembangkan riset
Dengan asumsi pertumbuhan 0% pada harga jual rata-rata atau average selling price (ASP), hasil kalkulasi Maria mengindikasikan INTP hanya akan meraup pendapatan sebesar Rp 14,2 triliun atau turun 10,9% yoy.
“Perusahaan mengharapkan pertumbuhan yang lebih tinggi di Sumatra dari kelanjutan pengembangan jalan raya Trans Sumatra dan pengoperasian terminal INTP di Palembang dan Lampung,” tulis Maria dalam riset, pekan lalu (20/4).
Sementara itu, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Yosua Zisokhi merevisi turun target volume penjualan INTP menjadi 16,5 juta ton semen atau berkurang 12,9% secara yoy dari realisasi penjualan pada 2019.
Baca Juga: Apexindo Pratama Duta (APEX) yakin bisa memenuhi kewajiban utang di tengah tekanan
Rendahnya permintaan membuat ASP juga cenderung turun 2% secara tahunan. Dengan demikian, Samuel Sekuritas Indonesia merevisi turun target pendapatan INTP menjadi Rp 13,9 triliun atau -13,0% yoy dari pencapaian tahun lalu.
Kuatnya pertumbuhan laba bersih di pada 2019 juga diperkirakan tidak akan berulang kembali pada tahun ini. Dus, Yosua merevisi target laba bersih INTP menjadi Rp 1,2 triliun atau melemah 31,3% dari realisasi laba tahun 2019.
Maria mempertahankan rekomendasi beli (buy) saham INTP dengan target harga yang lebih rendah, yakni Rp 14.200 per saham. Sementara Yosua merekmendasikan hold saham INTP dengan target harga Rp 12.000 per saham.Hingga berita ini diturunkan, saham INTP melemah 0,24% ke level Rp 10.475 per saham.
Baca Juga: Volume penjualan Indocement (INTP) turun 6% di kuartal pertama 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News