Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
“Perusahaan mengharapkan pertumbuhan yang lebih tinggi di Sumatra dari kelanjutan pengembangan jalan raya Trans Sumatra dan pengoperasian terminal INTP di Palembang dan Lampung,” tulis Maria dalam riset, pekan lalu (20/4).
Sementara itu, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Yosua Zisokhi merevisi turun target volume penjualan INTP menjadi 16,5 juta ton semen atau berkurang 12,9% secara yoy dari realisasi penjualan pada 2019.
Baca Juga: Apexindo Pratama Duta (APEX) yakin bisa memenuhi kewajiban utang di tengah tekanan
Rendahnya permintaan membuat ASP juga cenderung turun 2% secara tahunan. Dengan demikian, Samuel Sekuritas Indonesia merevisi turun target pendapatan INTP menjadi Rp 13,9 triliun atau -13,0% yoy dari pencapaian tahun lalu.
Kuatnya pertumbuhan laba bersih di pada 2019 juga diperkirakan tidak akan berulang kembali pada tahun ini. Dus, Yosua merevisi target laba bersih INTP menjadi Rp 1,2 triliun atau melemah 31,3% dari realisasi laba tahun 2019.
Maria mempertahankan rekomendasi beli (buy) saham INTP dengan target harga yang lebih rendah, yakni Rp 14.200 per saham. Sementara Yosua merekmendasikan hold saham INTP dengan target harga Rp 12.000 per saham.Hingga berita ini diturunkan, saham INTP melemah 0,24% ke level Rp 10.475 per saham.
Baca Juga: Volume penjualan Indocement (INTP) turun 6% di kuartal pertama 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News