kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Akibat corona, harga batubara diprediksi bisa anjlok ke bawah US$ 60 per metrik ton


Senin, 24 Februari 2020 / 16:04 WIB
Akibat corona, harga batubara diprediksi bisa anjlok ke bawah US$ 60 per metrik ton
ILUSTRASI. Tambang batubara. Analis memprediksi harga batubara dapat anjlok di bawah level US$ 60 per metrik ton gara-gara virus corona. REUTERS/Jim Urquhart/File Photo


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara diprediksi akan sulit untuk bergerak naik tahun ini. Bahkan analis memprediksi harga batubara dapat anjlok di bawah level US$ 60 per metrik ton. Melansir Bloomberg, harga batubara ICE New Coal pada Jumat (21/2) berada di level US$ 66,60 per metrik ton anjlok 0,74% dari perdagangan sebelumnya.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan sengatan virus corona terhadap batubara masih akan menjadi sentimen utama pelemahan komoditas ini. Masalahnya, hingga saat ini virus corona terus menyebar ke berbagai negara di dunia.

Baca Juga: Meski perusahaan batubara China mulai beroperasi, harga belum tentu membaik

“Virus corona terus menjalar tidak hanya di China namun juga di Jepang, Filipina, hingga ke negara yang cukup jauh yakni Iran,” terangnya pada Kontan.co.id Senin (24/2).

Ya, virus corona memang telah menjalar secara signifikan ke berbagai negara. Kota Daegu di Korea Selatan bahkan telah diisolasi oleh pemerintah lantaran wilayah tersebut terkonfirmasi positif virus covid-19 terbanyak di Korea Selatan.

Data terbaru menunjukkan, hingga Senin (24/2), terdapat 763 kasus virus corona Covid-19 yang terkonfirmasi dengan 7 kasus kematian. Sehari sebelumnya, kasus yang terkonfirmasi adalah sebanyak 602 kasus. Jadi, ada 161 kasus baru yang dikonfirmasi sehari setelahnya.

Ibrahim menambahkan, parahnya kasus virus corona bahkan memaksa International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,1% menjadi 3,2% dan Moody's memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2020 hanya akan di 5,2% di tahun ini. Hal ini akan berdampak signifikan bagi harga komoditas termasuk batubara.

Baca Juga: Meneropong prospek saham tambang batubara 2020

Di sisi lain, analis Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menilai sentimen negatif lain di luar virus corona juga masih mengancam pergerakan batubara. Setidaknya ada tiga sentimen lain yang akan membuat harga batubara tertekan terlepas dari isu virus corona.

Pertama, isu lingkungan dan emisi karbon yang diterapkan oleh Uni Eropa terhadap produk batubara akan menjadi sentimen lain yang menekan harga batubara. 

Analis S&P Global Platts dan Capital Economics bahkan memperkirakan harga batubara akan menyentuh di bawah US$ 50 per metrik ton paling rendah dalam empat tahun. “Kebijakan energi terbarukan dari Eropa akan mengurangi permintaan batubara di Benua Biru,” jelasnya.

Baca Juga: Kembangkan alih teknologi tambang batubara, Kementerian ESDM gandeng Jepang

Kedua, peralihan energi menjadi energi terbarukan di masa depan. Ke depannya, akan lebih banyak negara yang mulai beralih ke pembangkit listrik tenaga angin, air, dan nuklir untuk menggantikan posisi batubara sebagai pembangkit listrik. Bahkan beberapa negara di Eropa sudah tidak menggunakan batubara sebagai bahan baku pembangkit listriknya.

Ketiga, Melimpahnya gas alam yang dapat menjadi produk substitusi untuk batubara. Pasokan gas alam akan semakin melimpah tatkala perjanjian antara Rusia dan Ukraina untuk membangun pipa gas alam ke Eropa diproyeksikan rampung tahun ini.

Melihat banyaknya sentimen yang membayangi harga batubara membuat Wahyu memproyeksikan harga batubara hingga akhir tahun dapat menyentuh level US$ 40 per metrik ton. Sedangkan Ibrahim memproyeksikan harga batubara dapat mencapai di bawah level US$ 60 dengan level tertinggi US$ 70 per metrik ton hingga akhir tahun.

Baca Juga: Wajib kapal nasional untuk ekspor batubara, ini kata INSA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×