kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Akhir 2011, BWPT rampungkan pabrik baru di Kalimantan Tengah


Kamis, 28 April 2011 / 14:25 WIB
Akhir 2011, BWPT rampungkan pabrik baru di Kalimantan Tengah
ILUSTRASI. Warga berjalan menggunakan payung saat turun hujan di Jakarta, Jumat (10/1/2020).


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. PT BW Plantation Tbk (BWPT) telah memulai pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit yang ketiga. Pabrik dengan kapasitas 30 ton/jam ini untuk memenuhi kebutuhan operasional anak usaha BWPT, PT Adhyaksa Dharmasatya dan berlokasi di Kalimantan Tengah.

Pembangunan pabrik ditargetkan rampung pada akhir tahun 2011 dan mampu meningkatkan kapasitas produksi BWPT menjadi 135 ton/jam. Saat ini dari dua pabrik BWPT kapasitas produksi mencapai 105 juta ton/jam.

Direktur Utama BWPT Abdul Halim bin Ashari mengungkapkan nilai investasi pembangunan pabrik ketiga tersebut mencapai Rp 65 miliar. Jumlah tersebut merupakan bagian dari belanja modal tahun ini yang diperkirakan sekitar Rp 550 miliar.

Sumber pendanaan untuk pembangunan pabrik baru tersebut berasal dari kombinasi antara dana obligasi, kas internal, serta pinjaman perbankan.

Halim mengungkapkan, penambahan pabrik baru akan terus berlangsung hingga 2016."Kemungkinan kami akan tambah 10-11 pabrik baru untuk mencapai total kapasitas pabrik 450 ton/jam - 500 ton/jam."

Jika menggunakan asumsi rata-rata kebutuhan biaya US$ 2 juta tiap 10 ton/jam, maka untuk penambahan sekitar 300 ton/jam lagi kebutuhan dana BWPT untuk pabrik baru hingga 2016 sekitar US$ 600 juta.

"Tapi jumlahnya belum bisa ditetapkan karena bergantung pada situasi dan kondisi lahan sawit yang menjadi lokasi pembangunan pabrik nanti," jelas Halim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×