kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.511   28,00   0,18%
  • IDX 7.760   25,02   0,32%
  • KOMPAS100 1.205   3,50   0,29%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   1,13   0,48%
  • IDX30 494   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 593   1,74   0,29%
  • IDX80 137   0,38   0,27%
  • IDXV30 142   -0,50   -0,35%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

AISA incar penjualan Rp 1 triliun di tiga produk


Senin, 28 Desember 2015 / 15:29 WIB
AISA incar penjualan Rp 1 triliun di tiga produk


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) optimis dalam mengembangkan bisnis makanannya. Pada 2017, emiten konsumer ini berharap ada tiga produk yang mencatatkan penjualan masing-masing sebesar Rp 1 triliun.

Produk yang diperkirakan bisa mencapai penjualan di atas Rp 1 triliun adalah snack Taro, Bihunku, serta bihun dan mie kering merek Superior. Selain itu, AISA memperkirakan penjualan Mie Kremes mamou melebihi Rp 500 miliar di 2017.

Untuk menggenjot penjualan tersebut, AISA mengeluarkan varian produk baru. Pada produk Taro, AISA akan mengeluarkan 2 jenis baru yakni potato stick dan corn puff. Kemudian, Superior akan memiliki 3 jenis baru dan Mie Kremes yaitu 2 jenis baru. Sementara untuk Bihunku, AISA akan membuka saluran distribusi di Indomart dan Alfamart pada Februari 2016. Saat ini, AISA hanya mendistribusikannya di pasar basah.

Pada kuartal ketiga 2015, pendapatan dari produksi makanan pokok AISA adalah Rp 647 miliar. Rinciannya yakni produk mie kering Rp 373,84 miliar dan bihun Rp 273,16 miliar. Lalu pendapatan dari makanan konsumsi adalah Rp 836,52 miliar.

Produk wafer stick dan snack ekstrusi menyumbang Rp 506,73 miliar, mie instan memberi Rp 161,84 miliar, biskuit menyumbang Rp 127,49 miliar, permen berkontribusi Rp 25,74 miliar, dan lainnya Rp 14,7 miliar.

Direktur Keuangan AISA Sjambiri Lioe mengungkapkan, biaya promosi AISA akan meningkat dengan rencana kenaikan penjualan ini. Menurutnya, porsi biaya promosi AISA yakni sekitar 6% sampai 7% terhadap penjualan. Namun di kuartal ketiga, biaya promosi AISA adalah Rp 89,72 miliar atau 1,99% terhadap pendapatan perseroan Rp 4,5 triliun.

"Biaya promosi dan marketing tergantung penjualan. Kalau penjualan naik, biaya itu akan naik. Tahun ini adalah awal kita mempromosikan banyak produk," sebut Sjambiri, beberapa waktu lalu.

Oktober lalu, AISA baru saja memperoleh lisensi penuh untuk produk minuman Capri Sun. AISA akan memulai pembangunan pabrik minuman tersebut pada awal tahun depan. Investasinya berkisar antara Rp 80 miliar sampai Rp 100 miliar.

Sjambiri memperkirakan, pabrik tersebut akan beroperasi di kuartal kedua 2017. Maka untuk mengisi kekosongan di pasar, AISA akan mengimpor dahulu produk Capri Sun tersebut hingga pabriknya rampung.

Sjambiri menyebut, pabrik minuman Capri Sun itu akan memproduksi 25,92 juta kemasan di 2017. Lalu di 2018, produksinya meningkat jadi 51,84 juta kemasan per tahun. Kemudian di 2019, produksi Capri Sun diperkirakan mampu beroperasi maksimal dengan jumlah 60,48 juta kemasan per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×