kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

AISA akan produksi minuman merek Capri Sun


Rabu, 21 Oktober 2015 / 20:16 WIB
AISA akan produksi minuman merek Capri Sun


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) mengembangkan bisnisnya hingga ke minuman. AISA memegang lisensi untuk memproduksi minuman dengan merek Capri Sun AG. AISA melakukan aksi ini melalui anak usahanya PT Polymedista Indonesia.

"Berdasarkan perjanjian, Polymedista wajib menindaklanjuti dengan pendirian pabrik sebelum dapat beoperasi secara komersial yang akan diperkirakan pada tahun 2017," kata Desilina, Sekretaris Perusahaan AISA, dalam keterbukaan informasi, Rabu, (21/10).

Ia menyebut, AISA memperoleh izin merek Capri Sun secara eksklusif. Sekedar informasi, Capri Sun merupakan minuman jus konsentrat. Capri Sun dimiliki oleh perusahaan Jerman bernama WILD dan mulai diperkenalkan semenjak 1969.

Kraft Foods memegang lisensi produksinya di Amerika Utara. Sementara di Belanda, Prancis, Inggris, Belgia, dan Irlandia, produk tersebut didistribusikan oleh Coca Cola Enterprises.

Rencananya, AISA akan memulai pembangunan pabrik di awal tahun depan. Adapun, pabrik tersebut akan berlokasi di Solo dan berdampingan dengan pabrik AISA yang sudah ada.

Untuk pembangunan pabrik dan modal kerja pabrik minuman tersebut, AISA perlu merogoh kocek sekitar Rp 100 miliar. Dananya akan masuk dalam anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan di tahun depan. Di tahun ini, AISA menganggarkan capex Rp 1 triliun atau meningkat 48% dibanding tahun sebelumnya.

Tunda ekspansi luar negeri

Meski terlihat cukup ekspansif berinvestasi di dalam negeri, AISA menunda rencananya mengembangkan pasar ke Vietnam dan Malaysia. Direktur Keuangan AISA Sjambiri Lioe melihat bahwa nilai ringgit terdepresiasi lebih dalam ketimbang rupiah. Ia khawatir ekspansinya malah tak akan maksimal.

"Situasi begini harus bisa menahan diri, bukan saatnya kita terobos. Lebih baik main di kandang sendiri yang kita tahu arenanya bagaimana," sebut Sjambiri, beberapa waktu lalu.

Tadinya, AISA berencana mengakuisisi pabrik makanan ringan di Vietnam dan Malaysia. AISA pun mengincar kepemilikan mayoritas di sana. Untuk itu, AISA telah menyiapkan pendanaan sebesar US$ 80 juta.

Sepanjang 2015, AISA menargetkan pertumbuhan pendapatan minimal 25%. Rinciannya yakni pendapatan makanan tumbuh sekitar 25% sampai 30%. Kemudian pendapatan beras meningkat 30%. Lebih lanjut, Sjambiri meyakini laba AISA mampu tumbuh dua digit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×