kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45867,20   12,42   1.45%
  • EMAS1.357.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Air Minum Jadi Kebutuhan Dasar, Prospek Emiten AMDK Dinilai Cerah


Senin, 20 Mei 2024 / 20:06 WIB
Air Minum Jadi Kebutuhan Dasar, Prospek Emiten AMDK Dinilai Cerah
ILUSTRASI. Emiten Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), terutama air mineral dinilai memiliki prospek yang cerah.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), terutama air mineral dinilai memiliki prospek yang cerah. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kinerja para pemainnya, tetapi secara harga sahamnya masih kurang likuid. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho menuturkan masih ada orang yang masih menggunakan air mentah dari keran atau sumur untuk minum, tapi ada potensi tren ini terus bergeser.

"Namun sudah banyak orang yang beralih ke AMDK, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Maka prospeknya masih akan terus ada," katanya dalam paparan, Senin (20/5). 

Baca Juga: Laba Bersih Sariguna Primatirta (CLEO) Melonjak 92,5% pada Kuartal I-2024

Meski begitu, Adityo menilai ada tantangan yang membayangi industri AMDK ini. Utamanya dari sumber daya alam (SDA) yang harus bisa memenuhi permintaan yang terus bertumbuh. 

Kalau tidak dilestarikan, maka sumber air akan terbatas. Bahkan kalau terjadi pemanasan global yang sedemikian rupa, maka ada potensi sumber air akan mengalami pengiriman. 

"Kalau dari permintaan tentu pasti ada. AMDK jual apa saja pasti laris, terutama di kota-kota besar," ucap Adityo. 

Dari ratusan emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), setidaknya dua pemain besar emiten air minum, yakni PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) dan PT Akasha Wira International Tbk (ADES). 

Adityo mencermati secara fundamental, baik CLEO dan ADES memiliki kinerja keuangan yang baik. Namun sayangnya, pergerakan saham ADES sangat tidak likuid. 

Melansir laporan keuangan per 30 Maret 2024, ADES membukukan penjualan bersih sebesar Rp 463,54 miliar. Ini tumbuh 23% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 376,74 miliar di kuartal I-2023. 

Dari sisi bottom line, ADES mencetak laba bersih sebesar Rp 131,40 miliar pada tiga bulan pertama di 2024. Ini meningkat 47% YoY dari raihan di kuartal I-2023 sebesar Rp 89,4 miliar.

Kinerja positif juga ditorehkan oleh CLEO. Laba bersih milik taipan Hermanto Tanoko ini berhasil melesat 88,28% secara tahunan dari Rp 59,91 miliar menjadi Rp 112,81 miliar per April 2024.

Lonjakan kinerja itu salah satunya ditopang oleh meningkatnya penjualan CLEO sebesar 37,58% YoY menjadi Rp 626,53 miliar di kuartal I-2024. Pada periode yang sama di 2023, penjualan bersih CLEO hanya Rp 455,36 miliar.

Direktur Utama Sariguna Primatirta Melisa Patricia menjelaskan pertumbuhan penjualan yang signifikan tersebut didukung oleh lebih dari 31 pabrik air minum milik CLEO. 

Menurutnya, pencapaian CLEO di kuartal I-2024 ini sudah sesuai dengan arah kinerja yang diharapkan. Adapun CLEO selalu menargetkan pertumbuhan double digit setiap tahunnya untuk penjualan dan laba bersih.

Baca Juga: CLEO Bidik Pertumbuhan Double Digit di Kuartal II 2024

"Untuk mendukung hal itu, pada 2024 ini CLEO kembali membuat rencana ekspansi agresif dalam mengembangkan pabrik dan titik distribusi," kata Melisa belum lama ini. 

Melisa bilang CLEO akan fokus pada wilayah di luar Jawa dan Bali. Dengan adanya perluasan pabrik baru dan jaringan distribusi dapat mengurangi biaya transportasi yang ditanggung CLEO.

"Untuk itu, kami telah menyiapkan dana investasi sebesar Rp 450 miliar, yang akan digunakan untuk penambahan pabrik baru di Palu, Pontianak dan Pekanbaru, pengembangan pabrik eksisting," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×