Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Mata uang Asia mencatatkan pelemahan di sepanjang Agustus. Dengan demikian, pelemahan mata uang di kawasan regional ini sudah berlangsung selama empat bulan berturut-turut.
Pelemahan terbesar terjadi pada rupe India dan rupiah Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah hengkangnya dana asing dari aset-aset regional akibat perlambatan ekonomi dan prediksi adanya pemangkasan nilai stimulus oleh the Federal Reserve.
Berdasarkan catatan Bloomberg, Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index turun 1,1% pada Agustus. Ini merupakan penurunan terbesar sejak Mei. Rupe menggenapkan pelemahan terburuknya sejak 1992. Sementara, pelemahan rupiah menuju pelemahan terbesar dalam lima tahun terakhir.
Selain itu, menurut catatan Bloomberg, dana asing yang sudah keluar dari pasar saham Taiwan, Thailand, India, dan Indonesia pada Agustus mencapai US$ 4,5 miliar. Kondisi itu diperparah dengan hasil survei Bloomberg yang menunjukkan, 65% ekonom yang disurvei memprediksi the Fed akan memangkas nilai stimulusnya pada bulan depan.
"Sentimen negatif masih terus berlanjut. Negara-negara Asia harus merilis data ekonomi yang positif untuk mengembalikan kembali kepercayaan investor," jelas Nalin Chutchotitham, analis Kasikornbank Pcl di Bangkok.
Catatan saja, rupe sudah melemah 8,1% pada Agustus menjadi 65,7050 per dollar AS di Mumbai. Sementara, rupiah melemah 5,9% menjadi Rp 10.920, peso Filipina melemah 2,6% menjadi 44,605, dan baht Thailand melemah 2,7% menjadi 32,15.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News