Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kurs rupiah semakin kehilangan tenaga. Membuka awal pekan ini, kurs rupiah di pasar spot berada di 10.533 per dollar AS. Harga ini telah melemah 0,98% dari penutupan di akhir pekan sebelumnya. Lantas, rupiah terus melanjutkan pelemahan sepanjang pekan hingga Jumat (23/8), dan menembus di Rp 11.058 per dollar AS, atau turun 1,68% dari sehari sebelumnya.
Dalam sepekan, rupiah telah terkoreksi 6,02%. Adapun di kurs tengah Bank Indonesia (BI), kemarin, rupiah berada di 10.780 per dollar AS, turun 0,35% dibanding sehari sebelumnya. Selama sepekan, rupiah di kurs tengah BI, terkoreksi 3,73%
David Sumual, ekonom Bank Central Asia (BCA) mengatakan, pengumuman nota keuangan RAPBN 2014 dan defisit neraca perdagangan pada kuartal-II 2013 yang membengkak, meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap prospek perekonomian Indonesia.
Dari sisi global, analis pasar uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto menambahkan, isu pemangkasan stimulus moneter AS dari The Fed semakin jelas. "Ini memperkuat posisi dollar AS terhadap banyak mata uang negara lain," ucap Rully.
Tidak hanya rupiah, mata uang negara-negara emerging market seperti Korea, India, maupun Thailand juga tertekan. Rully melihat, volatilitas rupiah akan mereda, namun masih akan melanjutkan pelemahan di pekan depan.
Namun, David melihat, kebijakan ekonomi yang baru saja diumumkan pemerintah lebih cocok untuk jangka panjang. Sementara, saat ini perlu gerak cepat menguatkan rupiah. "Seharusnya ada langkah intervensi dari BI," ujar David. Proyeksi Rully, USD/IDR di pekan depan di 10.800 - 11.100. Prediksi David, USD/IDR di 10.800 - 11.300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News