Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat
Namun ada peluang MNCN dari membentuk bisnis Youtube multi channel network (MCN) serta terus membangun untuk membangun lalu lintas yang kuat. "MNCN secara resmi menjadi MCN pada Agustus 2019 dan menghasilkan 1,78 miliar tampilan untuk jangka waktu dua bulan hingga akhir September 2019," tambahnya.
Teranyar, MNCN menempatkan posisi pertama di antara pesaing lainnya dengan pangsa pemirsa prime time mencapai 41,8%.
Hal yang sama juga disampaikan Analis Bina Artha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji. Ia bilang, MNCN yang fokus terhadap ekspansi bisnis secara digital akan memberikan efek positif.
Baca Juga: Perjuangan pembebasan pajak kertas koran masih tertahan di Kemenkeu
Pada penutupan perdagangan, Selasa (8/10), harga saham MNCN menguat 0,40% ke level Rp 1.240 per saham.
Nafan mengestimasikan, target harga MNCN dalam jangka panjang bisa ke level Rp 1.730 per saham. Sedangkan untuk jangka pendek maupun menengah, harga saham MNCN lebih mengarah ke fase konsolidasi.
Oleh karena itu, Nafan menyarankan investor untuk melakukan akumulasi saham MNCN.
Sementara Sukarno merekomendasikan beli saham MNCN dengan potensi harga sampai akhir tahun sebesar Rp 1.400 per saham.
Baca Juga: Pebisnis Media Ingin Pajak Kertas Dicabut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News