Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, dari sisi rasio yield, dividen yang ditebar oleh MFMI merupakan yang paling menarik sebab memiliki yield yang paling tinggi jika dibandingkan dengan harga penutupan terakhir.
Ia juga menilai MFMI memiliki kinerja yang cukup solid. Hal ini dibuktikan dengan naiknya pendapatan MFMI sebesar 13,67% menjadi Rp 102,91 miliar per kuartal III-2019.
Baca Juga: Selamat Sempurna (SMSM) memperoleh dividen dari anak usahanya di Malaysia
Dari sisi bottom line, laba bersih MFMI melesat 36,42% menjadi Rp 26,2 miliar. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, MFMI hanya berhasil meraup laba Rp 19,2 miliar.
Namun, Sukarno menilai likuiditas saham MFMI masih belum stabil. “Yang jadi kekurangan saham ini dari sisi likuiditasnya yang belum stabil,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (24/12).
Di sisi lain, Vice President Samuel Sekuritas Indonesia Muhamad Alfatih menilai dividen yang ditebar oleh ADRO dianggap lebih menarik. Sebab, berdasarkan laporan keuangan per kuartal III-2019, ADRO berhasil mencatatkan kinerja yang cukup gemilang.
Baca Juga: Window dressing masih akan menopang pergerakan IHSG pada perdagangan Kamis (26/12)
Di tengah penurunan pendapatan, ADRO berhasil mencatatkan kenaikan Laba bersih hingga 29,83% secara year-on-year menjadi US$ 405,99 juta. Pada kuartal III-2018,laba bersih ADRO hanya sebesar US$ 312,71 juta.
“Demikian pula analisis teknikal yang lebih menjagokan saham ADRO,” terang Alfatih, Selasa (24/12).
Senada dengan Sukarno, meski MFMI memiliki yield dividen tertinggi, namun Alfatih menyarankan investor agar mencermati risiko volatilitas dari saham emiten yang bergerak di sektor layanan perdagangan dan investasi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News