Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bisnis PT Adhi Karya Tbk (ADHI) melambat pada tahun ini. Hingga akhir September 2016, emiten konstruksi pelat merah ini hanya meraih kontrak baru senilai Rp 11,3 triliun.
Melihat kondisi tersebut, manajemen ADHI cukup realistis dan memangkas target kontrak baru sepanjang 2016 menjadi Rp 18 triliun. Sebelumnya, ADHI membidik kontrak baru selama 2016 mencapai Rp 25 triliun.
"Kontrak baru sampai akhir tahun ini diproyeksikan Rp 18 triliun, itu di luar kontrak LRT," ungkap Harris Gunawan, Direktur Keuangan ADHI kepada KONTAN, Selasa (1/11).
ADHI juga memprediksi pendapatan hingga akhir tahun mencapai Rp 11,5 triliun. ADHI masih menunggu kejelasan kontrak proyek light rail transit (LRT). Harris menyebutkan, paling lambat kontrak LRT diketahui pada Desember tahun ini.
Untuk mendukung proyek LRT, ADHI sudah menyiapkan pembiayaan melalui perbankan, dengan dukungan sindikasi Bank Mandiri, yang beranggotakan BRI, BNI dan Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Manajemen ADHI juga masih rajin memburu sejumlah tender dan kontrak baru, terutama di sektor pembangunan jalan tol dan gedung. Bagi ADHI, perolehan kontrak LRT sangat penting demi menyokong bisnisnya hingga akhir tahun nanti.
"ADHI harus mengandalkan kontrak LRT," kata Fahresi Fahalmesta, analis Kresna Graha Investama, Selasa lalu.
Apabila kontrak LRT tak kunjung diraih, maka pendapatan ADHI berpotensi melemah pada tahun ini. Penurunan target kontrak baru ADHI menjadi Rp 18 triliun menandakan bahwa prospek bisnis emiten tersebut lebih rendah dibandingkan ekspektasi di awal tahun.
Hal inilah yang membuat investor masih wait and see dengan kinerja ADHI. Meski demikian, harga saham ADHI sebenarnya tergolong jauh lebih murah dibandingkan saham emiten sejenis. Fahresi melihat prospek ADHI hingga akhir tahun nanti masih positif, apalagi jika kontrak baru LRT terwujud di akhir tahun nanti.
"Angka saat ini sudah merefleksikan performa ADHI, kita tunggu saja ke depannya," tutur Fahresi.
Harga saham ADHI pada perdagangan kemarin ditutup menurun 2,26% jadi Rp 2.160 per saham. Fahresi memprediksi pada tahun depan harga ADHI naik menuju Rp 3.200 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News