Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) tahun ini kembali membidik pasar luar negeri, setelah pengerjaan proyek terakhir di luar negeri di sekitar tahun 2014 hingga 2017.
Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata mengatakan dengan keahlian khusus di bidang pembangunan railway, ADHI tengah mengikuti tender pembangunan kereta api commuter line yang menyambungkan Manilla dengan Kota Kalamba. Prooyek tersebut memiliki enam paket pengerjaan.
"Kami kesana karena pendanaan dari Asia Development Bank (ADB) sehingga tidak ada permasalahan di pendanaan dan kliennya pemerintah jadi lebih jelas," ungkap Pundjung kepada Kontan.co.id, Jumat (21/5).
Selain itu Pundjung menilai pengerjaan ini tidak menggunakan teknologi yang jauh berbeda dengan pengerjaan railway di Indonesia. Proyek commuter line di Filipina ini nantinya akan menggunakan sistem elevated atau jalur layang.
Baca Juga: Selektif Memilih Proyek, Ikhtiar WIKA, ADHI dan PTPP Demi Menjaga Arus Kas
Pengumuman pemenang tender ini ditargetkan pada akhir 2021. Harapannya tender ini akan membuat nilai kontrak luar negeri di tahun 2022 bisa sekitar Rp 4 triliun.
Pundjung juga mengakui, dengan kondisi Covid-19 ini ada hambatan dalam membidik proyek di luar negeri. Dus, dalam memilih proyek di sana, Pundjung memiliki person in charge sebagai representatif yang bertugas mengumpulkan data yang dibutuhkan. Selain itu, ADHI juga memilih proyek dengan sumber pendanaan dan klien yang jelas, serta menyesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki.
Dalam jangka panjang, ADHI bakal fokus mengembangkan sayap di Asia Tenggara. Adapun saat ini ADHI juga melakukan kerja sama pembangunan gedung Kedutaan Besar Indonesia di Tokyo dengan kontraktor Jepang, Taisei. Dalam kerjasama ini, ADHI memiliki porsi mengirimkan teknisi ke Tokyo dan membawa ornamen-ornamen khas Indonesia.
Baca Juga: Ambisi Adhi Karya (ADHI) menjadi jawara konstruksi kereta api
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News