Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Divestasi bisnis batubara termal PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melangkah ke tahap berikutnya. ADRO melepas anak usahanya, PT Adaro Andalan Indonesia untuk melantai di bursa melalui penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO).
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk akan memakai kode saham AADI. Mengutip e-IPO, AADI akan melepas sebanyak 778.689.200 saham (778,68 juta saham) atau 7.786.892 lot, setara dengan 10% dari total saham dicatatkan.
AADI pun sudah masuk ke tahap penawaran awal alias book building, yang berlangsung pada 12 November - 18 November 2024. Dalam tahap ini, AADI membanderol harga penawaran dalam rentang Rp 4.590 - Rp 5.900 per saham.
Baca Juga: Debut Perdana di Bursa, DAAZ Siap Genjot Ekspansi
Dengan begitu, AADI berpotensi mengantongi dana segar senilai Rp 3,57 triliun hingga Rp 4,59 triliun. Dalam IPO ini, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. bertindak sebagai penjamin emisi efek dan partisipan admin.
Sebagai informasi, PT Adaro Andalan Indonesia merupakan perusahaan induk yang memiliki perusahaan anak yang bergerak di bisnis pertambangan batubara termal, logistik, pengelolaan aset lahan (Adaro Land), pengelolaan air (Adaro Water), dan bidang lainnya, antara lain seperti investasi (Adaro Capital), ketenagalistrikan, jasa konsultasi di bidang pertambangan, serta pengembangan teknologi informasi.
Perusahaan yang didirikan pada tahun 2004 ini memiliki wilayah operasional yang meliputi Jakarta, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Riau, Sumatera Utara dan Kalimantan Utara. Saat ini, Grup Adaro Andalan Indonesia memiliki tujuh aset pertambangan batubara termal yaitu AI, LSA, SCM, PCS, MIP, PC dan RC.
Baca Juga: IESR Ungkap IPO Jadi Opsi Solusi Pendanaan Energi Terbarukan
Dari ketujuh aset tersebut, lima di antaranya, yaitu AI, LSA, SCM, PCS yang seluruhnya terletak di Kalimantan Selatan dan MIP yang terletak di Sumatra Selatan sudah beroperasi. Sedangkan dua aset lainnya yaitu PC dan RC yang terletak di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah saat ini belum beroperasi karena masih dalam tahap pengembangan.
Berdasarkan Laporan Cadangan dan Sumber Daya JORC yang disusun oleh PT Quantus Consultants Indonesia (QCI), konsesi AI, LSA, PCS, SCM, dan MIP memiliki estimasi cadangan batubara per 30 Juni 2024 sebesar 917,4 juta ton, dengan sumber daya sebesar 4.102 juta ton. Per 30 Juni 2024, Grup Adaro Andalan Indonesia memproduksi batubara termal sebesar 32,74 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News