Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpental dari level tertinggi sepanjang masanya pada Jumat (20/9). IHSG menutup perdagangan dengan melemah 2,05% atau turun 162,38 poin ke level 7.843.
Padahal sehari sebelumnya, IHSG berhasil menembus level 7.900. Adapun IHSG menutup perdagangan Kamis (19/9) di posisi 7.905,30 atau naik 0,97% dari penutupan sebelumnya.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai koreksi IHSG di akhir pekan lalu disebabkan aksi ambil untung alias profit taking oleh investor dan memang biasanya perdagangan di Jumat akan cenderung sepi.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan dan Proyeksi IHSG untuk Senin (23/9)
"Penurunan suku bunga oleh The Fed secara agresif juga menjadi sentimen pemicu adanya aksi jual di pasar saham," katanya kepada Kontan akhir pekan lalu.
Seperti diketahui, The Fed sepakat untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75%–5% pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan lalu.
Menurut Nafan, pemangkasan suku bunga yang agresif bisa memicu kenaikan angka inflasi. Potensi ini yang akan menjadi pertimbangan pelaku pasar sehingga mengurangi risk appetite di instrumen yang berisiko tinggi.
Namun hingga akhir tahun ini, Nafan optimistis IHSG bisa kembali merangkak naik ke level 7.915. Penguatan IHSG akan di akhir tahun akan ditopang oleh adanya potensi window dressing.
"Rata-rata dalam delapan tahun terakhir menunjukkan kinerja IHSG pada Oktober, November dan Desember mencetak kinerja yang positif," ucapnya.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Melemah pada Senin (23/9), Intip Rekomendasi Saham Berikut
Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto memproyeksikan pada skenario terburuk, IHSG akan bergerak ke level 7.800 pada akhir tahun ini. Sementara pada skenario bullish, IHSG berpotensi melesat ke level 8.000.
William menilai masih ada beberapa sentimen positif yang bisa mendorong pergerakan IHSG di sisa 2024. Misalnya, adanya potensi window dressing pada Oktober dan akhir tahun.
"Lalu ada sentimen pemangkasan suku bunga dan siklus tahunan penguatan komoditas," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News