Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emas yang dikenal sebagai aset safe haven terbaik nyatanya tak mampu unjuk gigi di kuartal I-2020 kemarin.
Berdasarkan Bloomberg, pada triwulan I-2020, harga emas kontrak pengiriman Juni 2020 di Commodity Exchange naik 4,01% dari US$ 1.5365,10 per ons troi menjadi US$ 1.596,60 per ons troi pada 31 Maret lalu.
Posisi si kuning tertahan walau pasar global sedang diselimuti kekhawatiran dan ketidakpastian ekonomi akibat virus corona. Biasanya, momen seperti ini menjadi kesempatan atawa titik balik bagi emas untuk menunjukkan pesonanya.
Baca Juga: Naik 21%, paladium kembali jadi komoditas logam mulia paling moncer di kuartal I-2020
Namun, pada tiga bulan pertama tahun ini, kilau emas malah kalah jauh dari paladium. Bahkan, kini harganya sudah disalip oleh paladium yang kini menjadi komoditas logam mulia paling mahal.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menjelaskan, kilau emas kurang menyilaukan karena investor beralih untuk memburu uang tunai. Sehingga emas sebagai safe haven justru dijual oleh para investor guna mendapatkan uang tunai di tengah situasi saat ini.
“Ini yang membuat harga emas sempat terkoreksi cukup dalam karena investor serempak melakukan aksi jual. Investor saat ini lebih memilih memegang dolar Amerika Serikat (AS) ketimbang menyimpan emas,” jelas Faisyal ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (3/4).
Untuk jangka pendek, Faisyal juga menilai prospek emas masih cenderung belum akan membaik. Hal ini dikarenakan selama volatilitas masih tinggi, emas justru belum akan diburu, sementara dolar AS masih akan tetap jadi primadona.
Akan tetapi Faisyal melihat peluang emas masih terlihat ketika persebaran virus corona telah usai dan dunia memasuki tahap pemulihan. Menurutnya, pada momen inilah emas akan kembali menarik untuk dilirik sebagai safe haven.
“Pada fase recovery, ekonomi dunia jelas melambat sehingga pelonggaran moneter besar kemungkinan masih akan diberikan oleh bank sentral dunia untuk mendongkrak perekonomian. Ini bisa jadi momen yang bagus untuk emas,” ujar Faisyal.
Baca Juga: Harga emas turun hampir 2%, investor memilih menyimpan uang tunai
Selain itu, adanya pemilu AS pada November mendatang juga dinilai Faisyal akan menjadi sentimen positif bagi emas. Oleh sebab itu, Faisyal memproyeksikan pada jangka panjang, emas dunia akan berpotensi ada di level US$ 1.600 - US$ 1.650 per ons troi.
Sementara untuk jangka pendek hingga semester I ini, Faisyal menghitung emas akan ada di kisaran level US$ 1.500 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News