kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada usulan cukai minuman berpemanis, bagaimana nasib emiten makanan dan minuman?


Senin, 02 Maret 2020 / 15:48 WIB
Ada usulan cukai minuman berpemanis, bagaimana nasib emiten makanan dan minuman?
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan lemari pendingin minuman kemasan di salah satu gerai Alfamart


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan mengusulkan pengenaan cukai untuk minuman berpemanis untuk mengendalikan penyakit diabetes. Usulan tersebut didasari masalah diabetes yang menjadi penyebab kematian terbesar nomor tiga di Indonesia. 

Analis RHB Michael Wilson Setjoadi mengatakan beberapa emiten bakal terdampak rencana tersebut yaitu PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Kino Indonesia Tbk (KINO), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). 

"Secara dampak, paling besar ke MYOR sama KINO karena kontribusi penjualan minuman (beverages) lebih besar," ujar Michael saat dihubungi Kontan, Senin (3/2). 

Michael merinci penjualan minuman manis MYOR mencapai lebih dari 15%, KINO sekitar 11-13% sedangkan ICBP hanya sekitar 5%. 

Baca Juga: Ada cukai minuman berpemanis, Bahana Sekuritas rekomendasikan beli saham UNVR

Kenaikan cukai akan sangat berdampak pada perusahaan yang kontribusi penjualan minuman manis semakin besar. Alhasil, perusahaan-perusahaan tersebut bakal mengalami kenaikan biaya bahan baku. 

"SIDO untuk produk Kuku Bima juga kena, itu besar bisa 15%-20%," jelas dia. 

Meski ongkos produksi bisa semakin mahal, namun pengenaan cukai yang merata ini bisa tetap membuat margin tetap stabil apabila setiap perusahaan sama-sama menaikkan harga. Namun, ada kemungkinan juga terjadi perang harga apabila ada perusahaan yang tidak menaikkan harga yang akhirnya bisa menekan margin. 

Tapi Michael memproyeksikan kinerja sektor ini bakal turun. Tekanan tersebut berasal dari pengenaan cukai minuman yaitu sekitar 10-15%, sisanya sekitar 85% berasal dari ekonomi yang melambat karena virus corona yang akhirnya berdampak pada pelemahan permintaan. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I, Senin (2/3), ditutup melemah 1,02% ke level 5.397,31. Sejak awal tahun, IHSG juga ditutup melemah 14,95%. Pelemahan ini menyusul informasi yang disampaikan kepada publik bahwa dua Warga Negara Indonesia (WNI) positif corona.

"Kalau corona ini belum ada obatnya atau makin parah penyebarannya, IHSG bisa turun lagi," imbuh dia. 

Baca Juga: Masih dikaji, Kemenkeu perkirakan penerimaan cukai minuman berpemanis Rp 6,25 triliun

Dus, Michael menyarankan investor yang sudah memegang saham di sektor ini untuk hold. Sedangkan investor yang belum masuk disarankan untuk menunggu situasi kondusif terlebih dahulu. 

Lebih lanjut, Michael melihat dari beberapa emiten tersebut yang cukup menarik saat ini adalah saham ICBP lantaran produknya seperti mie instan dan makanan kaleng akan diburu menyusul berita soal virus corona yang sudah masuk di dalam negeri. Apalagi eksposure ICBP untuk pengenaan cukai minuman manis juga kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×