Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Kamis (23/1), tembaga terpantau kembali melemah. Berdasarkan Bloomberg, harga tembaga kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 6.106 per metric ton. Atau turun 0,88% dibanding sehari sebelumnya yang berada di level US$ 6.160 per metric ton.
Kendati tengah berada dalam tren negatif, para analis sepakat bahwa tren tersebut akan segera berakhir. Bahkan pengelola dana sudah mulai pasang posisi jangka panjang di kontrak tembaga LME mulai awal tahun ini.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim membenarkan bahwa tren negatif tembaga akan segera berakhir. Menurutnya, berakhirnya perang dagang AS - China menjadi stimulan tren positif untuk pergerakan tembaga ke depannya.
Baca Juga: Harga tembaga ke level terendah 6 pekan gara-gara wabah virus corona
“Perang dagang mereda, ini akan membuat pelaku pasar kembali optimistis sebab industrial produk akan membaik di 2020. Dengan membaiknya produksi, tembaga sebagai campuran berbagai bahan dasar produk akan semakin dibutuhkan sehingga permintaannya akan meningkat,” terang Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (23/1).
Ibrahim menambahkan, negara yang paling banyak membutuhkan tembaga adalah Amerika Serikat (AS) dan China. Kedua negara tersebut dari segi data ekonomi tengah menunjukkan kinerja positif, China terus memperbaiki kinerjanya. Sementara data ekonomi AS terus menunjukkan catatan yang baik belakangan ini.
Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono menambahkan sentimen juga datang tidak dari seputar AS-China saja. Sebab saat ini, perbaikan ekonomi global via major bank central juga tengah gencar dilakukan melalui berbagai stimulus dan kebijakan pelonggaran moneter.
Baca Juga: Harga tembaga rekor berkat kenaikan impor China naik