Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.581,785 pekan ini, Jumat (5/11). Dibandingkan akhir pekan sebelumnya, Jumat (29/11), IHSG menurun tipis 0,14%. Asal tahu saja, pekan lalu IHSG ditutup di level 6.591,346.
Analis Erdhika Elit Sekuritas Ivan Kasulthan mencermati, pergerakan IHSG pekan ini dibuka memerah karena investor cenderung wait and see terhadap keputusan The Fed terkait rencana tapering off.
"Walaupun isu ini sudah ter-priced in oleh pelaku pasar, namun pelaku pasar tetap masih menantikan hasil keputusan tapering off dari The Fed," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (5/11).
Asal tahu saja, pada perdagangan Senin (1/11), IHSG melorot 0,58% ke level 6.551,889. Setelahnya, pada Selasa (2/11) IHSG menurun lagi 0,91% ke level 6.493,275.
Baca Juga: Asing catat net buy Rp 1,09 triliun saat IHSG memerah, asing borong saham-saham ini
Adapun penguatan terjadi pada Rabu dan Kamis, 3-4 November 2021. Ivan mencermati, penguatan itu terjadi karena IHSG sudah melorot cukup pada dua hari sebelumnya.
"Para trader nampaknya memanfaatkan momentum tersebut untuk membeli saham-saham yang terdiskon beberapa hari di awal pekan ini," ujarnya.
Sementara terkait tapering off, pelaku pasar sudah memperhitungkan dampak negatifnya sejak beberapa bulan lalu. Sehingga, sentimen itu tidak lagi direspons negatif menjelang keputusan diumumkan.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan mencermati, IHSG yang menurun pekan ini lebih dipicu respon negatif investor terhadap aktivitas manufaktur China yang kembali terkontraksi pada periode Oktober 2021. Selain itu, potensi terjadinya stagflasi di tengah risiko inflasi yang tinggi. Hal ini juga mulai berdampak pada beberapa negara.
Baca Juga: IHSG ditutup di zona merah, asing banyak melego saham-saham ini
"Saat ini peningkatan permintaan tidak bisa sejalan dengan penambahan pasokan sehingga Producer Price Index (PPI) China pun meningkat tinggi," jelasnya kepada Kontan.co.id.
Di sisi lain, IHSG pekan ini ditopang mayoritas pergerakan indeks global yang cenderung meningkat. Sepengamatannya, investor telah mengantisipasi kebijakan tapering off sejak beberapa waktu lalu. Sehingga, pasar tidak terlalu reaktif terhadap pengumuman implementasi tapering off yang akan dimulai akhir bulan ini.
Untuk pekan depan, 8-12 November 2021, Rifqi memperkirakan IHSG akan bergerak cenderung terkoreksi terbatas di rentang 6.528 hingga 6.585. Adapun level support dan resistance-nya di 6.480 dan 6.627.
Baca Juga: IHSG turun tipis 0,07% ke 6.581 pada Jumat (5/11), ARTO memimpin net buy asing
Sementara Ivan memproyeksikan, IHSG pekan depan akan bergerak konsolidasi dengan penguatan yang cukup terbatas antara level support 6.480 dan resistance 6.680. Sentimen yang akan mempengaruhi adalah rilis data inflasi dari China yang mencatatkan kenaikan secara tahunan.
Menurut konsensus, trading economic inflasi secara tahunan atau year on year (yoy) akan menguat dari 0,7% menjadi 1,4% yoy. Adapun inflasi secara bulanan atau month on month (mom) juga ikut menguat dari 0% menjadi 0,6% mom.
Kemudian, Amerika Serikat akan rilis data tunjangan pengangguran dari 269.000 menjadi 264.000. Ini akan menjadi sentimen positif nantinya karena mencerminkan ekonomi di AS sudah mulai membaik saat ini.
Selanjutnya: IHSG naik 0,06% ke 6.590,46 pada awal perdagangan, net buy asing Rp 33,264 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News