kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Sentimen Kenaikan Suku Bunga, Simak Rekomendasi Saham Perbankan Berikut


Minggu, 13 Maret 2022 / 20:20 WIB
Ada Sentimen Kenaikan Suku Bunga, Simak Rekomendasi Saham Perbankan Berikut
ILUSTRASI. Warga melihat layar pergerakan saham pada gawainya di Jakarta, Kamis (24/2/2022). Ada Sentimen Kenaikan Suku Bunga, Simak Rekomendasi Saham Perbankan Berikut


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Setidaknya ada tiga bank sentral yang akan mengadakan pertemuan pada pekan depan. Bank Indonesia akan mengadakan rapat dewan gubernur (RDG) Rabu-Kamis (16-17/3). The Fed dan BI melakukan pertemuan di hari yang sama. Sementara sehari setelahnya ada pertemuan Bank Sentral Jepang.

Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, inflasi Amerika yang kian tidak terbendung dalam kurun waktu 40 tahun terakhir, ditambah dengan naiknya harga minyak akibat perang Ukraina dan Rusia akan mendorong inflasi.

“Hal ini yang mengakibatkan potensi kenaikan tingkat suku bunga The Fed menjadi semakin besar dan semakin cepat,” ungkapnya, Minggu (13/3).

Baca Juga: Bergerak di Atas Trendline Bullish, Simak Proyeksi IHSG pada Perdagangan Senin (14/3)

Ia menambahkan, seberapa cepat dan besar The Fed menaikkan tingkat suku bunga tahun ini akan memberikan efek untuk negara lain. Naiknya tingkat suku bunga AS berpotensi mendorong kenaikan tingkat suku bunga dari berbagai negara lainnya, tidak terkecuali Indonesia sebagai emerging market.

“Oleh sebab itu, perhatiannya tentu saja terletak pada kenaikan tingkat suku bunga The Fed akan memberikan korelasi positif 1:1 atau 1:2 bagi Bank Indonesia. Itu semua tergantung dari situasi dan kondisi fundamental Indonesia, terlebih lagi stabilitas dan volatilitas pasar dalam negeri,” papar Nico.

Kenaikan tingkat suku bunga, sambungnya, akan memberikan efek penurunan investasi. Sehingga, hal ini akan memberikan dampak yang kurang baik terhadap pasar saham terkhususnya pasar obligasi.

Baca Juga: Kinerja Bank Digital Mulai Membaik

Bagi emiten perbankan, jika terjadi peningkatan suku bunga The Fed yang memicu kenaikan tingkat suku bunga Bank Indonesia, maka akan mendorong kenaikan tingkat suku bunga kredit. Padahal pemulihan ekonomi akibat Covid-19 belum rampung.

Kondisi ini, menurut Nico, akan menambah beban prospek pemulihan ekonomi nasional. Terlebih, daya beli belum sepenuhnya pulih sehingga banyak orang yang menunda konsumsi dan ekspansi.

“Kenaikan suku bunga Bank Indonesia akan mendorong tingkat suku bunga kredit, dimana akan mengganggu para debitur yang sebelumnya melakukan restrukturisasi utang sebelumnya,” tambah Nico.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×