Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Walaupun industri kemasan plastik menghadapi berbagai tantangan, Lukman tetap optimistis tahun ini bisa mencatatkan kenaikan penjualan hingga 10%. Sebab, kemasan plastik hasil produksi PBID masih diperlukan dalam berbagai bidang usaha seperti makanan dan minuman, pasar tradisional, UKM, e-commerce, juga online food delivery. Adapun margin laba bersih PBID juga diperkirakan bisa berada di atas 7% tahun ini.
Ia juga percaya kemasan plastik masih memiliki prospek yang baik ke depan. Pasalnya, plastik masih menjadi kemasan paling praktis, mudah didapat, harganya lebih murah, lebih ringan, dan mudah digunakan.
"Selain itu, industri kemasan plastik adalah industri padat karya yang menciptakan lapangan kerja. Ini sesuai dengan tujuan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja," imbuh Lukman.
Baca Juga: Penjualan turun 18,74% di kuartal I-2020, ini penjelasan Panca Budi Idaman (PBID)
Oleh karenanya, ke depan PBID juga masih optimistis penguasaan pasarnya bisa ditingkatkan. Saat ini, PBID setidaknya menguasai kurang lebih 30% dari industri plastik di dalam negeri. Akan tetapi peningkatan penguasaan pasar akan menunggu kondisi pasar lebih stabil.
Sempat dijelaskan kepada Kontan.co.id sebelumnya, saat ini fokus PBID cenderung untuk menjaga debt to equity ratio (DER). Oleh karenanya, PBID belum akan melakukan aksi korporasi apapun di sisa tahun ini.
Terkait rencana peningkatan kapasitas produksi, di akhir tahun 2020 PBID yakin bisa memiliki kapasitas hingga 121.000 ton. Jumlah ini meningkat jika dibanding kapasitas tahun sebelumnya yang mencapai 117.000 ton.
Baca Juga: Produsen Kemasan Memacu Diversifikasi Produk
Pembelian mesin untuk mencapai target itu sudah dilakukan sebelumnya. Hanya saja, pembangunan gedung pabrik yang terletak di Pemalang, Jawa Tengah terpaksa tertunda karena pandemi Covid-19. Rencananya pembangunan itu akan diselesaikan di semester II ini, mundur dari target sebelumnya di semester I 2020. Asal tahu saja, sejauh ini utilitas pabrik PBID berada di kisaran 80%.
Adapun mengutip dari laporan keuangannya bulan pertama 2020, PBID mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 979,47 miliar, turun 18,72% jika dibanding kuartal sama tahun 2019 yang mencapai Rp 1,21 triliun. Sementara laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ikut terkikis 3,24% year on year menjadi Rp 61,56 miliar dari Rp 63,62 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News