kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Kenaikan Levy CPO, Begini Rekomendasi saham Astra Agro Lestari (AALI)


Selasa, 12 April 2022 / 13:30 WIB
Ada Kenaikan Levy CPO, Begini Rekomendasi saham Astra Agro Lestari (AALI)


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatkan kinerja mantap sepanjang tahun 2021. Di mana pendaptan AALI melesai 29.3% menjadi Rp 24,3 triliun di tahun lalu. Namun, kinerja kuartalan AALI kurang bergairah, setelah pendapata perusahaan turun 12,2% secara kuartalan menjadi Rp 6,3 triliun di kuartal IV-2022.

Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan dalam risetnya pada 8 April menyebut, penurunan pendapatan disebabkan oleh penjualan CPO yang menurun 35% secara kuartalan menjadi 266.000 ton di kuartal IV-2021.

Selain itu, penjualan produk turunannya juga turun 12% secara kuartalan menjadi 141.000 ton. Padahal kedua produk tersebut merepresentasikan hingga 86,2% dari total pendapatan AALI.

AALI juga mencatatkan penurunan produksi, di mana FFB turun 21,7% secara yoy ke 971.000 ton, lalu CPO turun 15,8% menjadi 333.000 ton, PKO juga turun 29,3% menjadi 99.000 ton, dan Kernel yang turun 13,2% menjadi 73.300 ton.

Baca Juga: Bisnis Kian Subur, Tiga Analis Rekomendasikan Beli Saham AALI

“Namun, kenaikan dari rerata harga CPO global bertranslasi kepada peningkatan ASP AALI, sehingga dapat mengkompensasi produksi yang lebih rendah,” tulis Felix dalam risetnya.

Alhasil, pada 2021, AALI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,9 triliun atau naik hingga 136,6% secara yoy dibanding perolehan 2020.

Sepanjang tahun 2021, AALI juga hanya melakukan replanting secara moderat, yakni seluas 5.020 Ha. Menurut Felix hal ini tidak terlepas dari adanya pandemi Covid-19 yang mendisrupsi distribusi logistik di kebun.

Sebagai informasi, 46,6% dari tanaman inti milik AALI sudah melewati prime age, yakni lebih dari 20 tahun, dengan rerata umur tanaman sudah mencapai 15,8 tahun. Hal tersebut bertranslasi pada penurunan oil extraction rate (OER) AALI yang telah menunjukkan tren penurunan ke 19,4% di 2021 (2020: 19,7%).

 

Sementara pada tahun ini, AALI tercatat juga terus mengembangkan program digitalisasi melalui peluncuran berbagai aplikasi berbasis internet yang dinamakan Siska (Sistem Informasi Kemitraan) yang bertujuan untuk kepentingan mitra.

Sehingga transaksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit milik mitra ke perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien karena terdapat pengaturan jadwal yang rapi dan sistematis dari pengiriman buah-buah ke pabrik pengolahan kelapa sawit milik AALI.

“AALI menargetkan ada kenaikan produksi sekitar 6% dari mitra dan menjadikannya driver utama produksi AALI. Selain itu, AALI juga berupaya memanfaatkan machine learning dan data analytics sehingga berbagai variabel agronomi dan produksi sehingga proyeksi produksi dapat diestimasi,” imbuh Felix.

Namun, pada tahun ini, industri sawit dihadapkan pada kebijakan pemerintah yang menaikkan levy CPO dari dari US$ 175 per ton dengan harga CPO di bawah US$ 1.000 per ton menjadi US$ 375 per ton dengan harga CPO lebih dari US$ 1.500 per ton. Dengan harga acuan CPO periode April 2022 ditetapkan di level US$ 1.787 per ton, sehingga sudah dikenakan levy CPO sebesar US$ 375 per ton.

Baca Juga: Aturan DMO CPO 20% Berlaku, Begini Kata Astra Agro Lestari (AALI)

Felix menilai kenaikan levy tersebut dapat menghambat pendapatan ekspor AALI seiring dengan tarif yang lebih tinggi, tapi dengan volume ekspor yang sama.

Pada tahun ini, ia pun memproyeksikan pendapatan AALI akan mencapai Rp 27,78 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 2,25 triliun.

“Kami masih mempertahankan neutral untuk AALI lantaran kenaikan levy CPO yang bisa menghambat pendapatan ekspor, walaupun harga CPO tahun ini masih akan tetap tinggi. Kami merekomendasikan hold untuk saham AALI dengan target harga Rp 13.350 per saham,” tutup Felix.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×