Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan menyelenggarakan Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting pada 28-29 Juli 2020 mendatang. Salah satu poin yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah mengenai suku bunga acuan The Fed, apakah bakal dinaikkan, diturunkan, atau dipertahankan.
Sebagaimana diketahui, pada Juni 2020, FOMC Meeting memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan The Fed di kisaran 0%-0,25%. Untuk Juli ini, CME Fedwatch Tool pun melihat probabilitas 100% bunga The Fed bakal kembali dipertahankan di level tersebut.
Baca Juga: IHSG diperkirakan melanjutkan pelemahan, simak pergerakan TINS, SCMA, dan CTRA
Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi juga memprediksi, tidak ada perubahan suku bunga acuan dalam FOMC Meeting kali ini. Kalaupun ada, menurut dia, hal tersebut hanya akan memberikan efek kecil untuk pasar modal.
Pasalnya, ia menilai, yang bakal memberikan pengaruh besar untuk pasar adalah stimulus fiskal yang sedang dibahas di Kongres AS. "Semakin besar nilai stimulusnya, maka semakin baik karena pemulihan ekonomi di AS mulai terhenti," ungkap Lucky saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (25/7).
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, The Fed masih berpotensi untuk kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis point (bps). Meskipun begitu, menurut dia, korelasi antara perubahan suku bunga The Fed dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cukup kecil.
Pasalnya, masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi IHSG, seperti data neraca perdagangan, inflasi, dan nilai tukar rupiah. Terlebih lagi, di tengah pandemi Covid-19, pergerakan IHSG juga disetir oleh perkembangan penanganan kasus Covid-19 beserta stimulus-stimulus yang digelontorkan untuk mengatasi dampak pandemi.
Baca Juga: Tiga saham jadi konstituen baru LQ45, Merdeka Copper Gold (MDKA) paling dijagokan
Bernada serupa, Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga menilai, dampak perubahan suku bunga The Fed terhadap IHSG tergolong kecil. "Sudah beberapa kali juga IHSG tidak mengekor pergerakan indeks Dow Jones. Jadi, menurut saya tidak ada efeknya ke IHSG," kata dia.
Secara teknikal, William melihat IHSG masih berada dalam tren kenaikan pada pekan ini dengan support di level 5.024 dan resistance 5.157. Di sisi lain, Herditya memperkirakan, IHSG dalam sepekan ke depan berpotensi terkoreksi meski cenderung terbatas.
Berdasarkan hitungannya, support IHSG pekan ini berada di level 5.030 dan resistance di 5162. "Apabila IHSG tidak menembus area support, maka IHSG masih berpotensi kembali menguat untuk menguji resistance," ucap dia.
Baca Juga: IHSG diperkirakan melemah pekan depan, simak sentimen pemicunya
Melihat pergerakan pasar yang cenderung fluktuatif ini, ia menyarankan investor untuk tetap memperhatikan momentum transaksi.
Saham-saham yang dapat dicermati adalah sektor keuangan (BBCA,BBNI,BMRI,BBRI), agrikultur (AALI,LSIP), dan aneka industri (ASII). Pasalnya, secara teknikal dan rotasi, ketiga sektor tersebut masih cenderung lebih baik dibanding sektor lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News