kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ada dua faktor yang membuat CDS makin turun


Minggu, 06 April 2014 / 16:06 WIB
Ada dua faktor yang membuat CDS makin turun
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di kantor cabang Bank mandiri di Jakarta, Selasa, (21/12). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/21/12/2021.


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Fakhrul Aufa mengatakan, ada dua faktor utama yang membuat credit default swap (CDS) Indonesia makin turun.

Pertama dari data ekonomi makro Indonesia seperti minimnya laju inflasi serta perbaikan di defisit neraca transaksi berjalan.

Kedua soal pemilu. Pada 2009, CDS juga turun menjelang pemilihan presiden. Pasar menganggap ada harapan baru dari terpilihnya pemimpin baru. Pola ini juga terjadi pada 2014 sekarang,” ujar Fakhrul.

Ia juga meyakini, dana asing masih bakal membanjiri pasar modal Indonesia khususnya pasar saham, obligasi pemerintah serta Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Fakhrul menambahkan, porsi dana asing pada obligasi pemerintah sejak maret 2014 bahkan telah melampaui porsi pihak perbankan. “Padahal perbankan selalu jadi pihak yang memiliki obligasi pemerintah terbanyak,” ungkapnya.

Karena itu, dia memprediksi, CDS Indonesia tenor 5 tahun misalnya, masih bisa turun antara 30 hingga 40 basis poin pada kuartal II ini. Namun, hal ini dengan catatan jika Bank Indonesia (BI) tidak lagi menaikkan suku bunga acuan (BI rate) mengikuti langkah Bank Sentral Amerika (The Fed) menjelang 2015 nanti.

Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih punya pandangan sendiri. Jika BI rate dinaikkan sekalipun, investor asing akan tetap tertarik pada pasar modal Indonesia.

Menurut Lana, naiknya BI rate diperlukan untuk menjaga spread antara suku bunga The Fed. Pasalnya negara lain juga berpotensi bakal menaikkan suku bunga acuannya.

Ia juga menyoroti hasil pemilu nanti. “Jujur saja, jika pada 9 April nanti PDI-P bisa memperoleh suara 20% sehingga bisa mencalonkan Joko Widodo sebagai presiden tanpa koalisi, maka CDS kita masih bisa turun drastis hingga akhir tahun,” ujar Lana.

Lana memprediksi, dengan skenario Jokowi Effect tadi, CDS Indonesia untuk tenor 5 tahun bisa mencapai level 130 dan tenor 10 tahun bisa diangka 220. Menurut Lana, prediksi ini dengan catatan kondisi fundamental Indonesia kian membaik.

“Paling tidak ada 3, rupiah kita makin menguat, laju inflasi rendah dan defisit neraca transaksi berjalan juga makin menipis,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×