Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah berhasil menghentikan pelemahan empat hari pada perdagangan Jumat (4/11). Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah ke Rp 13.068 per dollar AS menguat 0,05% dari penutupan 13.075 per dollar AS.
Tampaknya, rupiah tidak terganggu atas aksi unjuk rasa besar-besaran terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Semua (pelaku pasar dan pemangku kepentingan) memiliki pemahaman bahwa aksi akan berjalan damai dan tidak ada implikasi kepada ekonomi," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dikutip dari Antara.
Bank Sentral menilai, jika terjadi volatilitas di pasar, besaran volatilitas tersebut belum mengganggu stabilitas perekonomian.
Agus menekankan pasar keuangan domestik berjalan stabil. Namun dalam skala global, kata Agus, pelaku pasar memang sedang "risk-off" atau cenderung bersikap menghindari risiko dengan menarik dananya dari pasar keuangan.
Fenomena "risk-off" itu karena pelaku pasar sedang "wait and see" menyusul adanya gejolak dari pemilihan presiden Amerika Serikat pada 8 November 2016 mendatang.
Di sisi lain, mata uang emerging justru melemah di tengah kekhawatiran pemilu AS. Indeks MSCI Emerging Markets Currency turun 0,1%.
Won Korea Selatan melemah 0,4%, ringgit Malaysia paling jatuh di antara mata uang emerging setelah lira Turki, dan peso Filipina dan peso Meskiso melemah 0,3%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News