kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Blue Chip, Inilah Saham Emiten BUMN dengan Utang Rendah yang Jadi Pilihan Analis


Selasa, 16 Januari 2024 / 07:05 WIB
Ada Blue Chip, Inilah Saham Emiten BUMN dengan Utang Rendah yang Jadi Pilihan Analis
ILUSTRASI. Ada Blue Chip, Inilah Saham Emiten BUMN dengan Utang Rendah yang Jadi Pilihan Analis


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak perusahaan milik pemerintah atau badan usaha milik negara (BUMN) yang bermasalah dengan utang pada tahun 2024. Nah, dari deretan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sejumlah saham menjadi pilihan analis.

Jika dicermati, mayoritas emiten BUMN Karya di BEI memiliki liabilitas yang lebih besar ketimbang perusahaan pelat merah dari sektor lainnya. Bahkan satu per satu BUMN Karya mulai tersangkut kasus gagal bayar. 

Salah satunya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Fitch Ratings melaporkan total gagal bayar obligasi korporasi di Indonesia mencapai Rp 5,6 triliun per November 2023 dan mayoritas berasal dari WSKT.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga mengalami nasib serupa. Pada Desember 2023, WIKA telah gagal membayar sukuk Rp 184 miliar dan obligasi korporasi senilai Rp 331 miliar. 

Menilik laporan keuangan per September 2023, total liabilitas WSKT mencapai Rp 83,93 triliun. Pada periode yang sama, jumlah liabilitas WIKA mencapai Rp 57,57 triliun. 

Beban liabilitas tinggi juga harus dipanggul oleh PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sebesar Rp 48,74 triliun. Ini meningkat 56,48% dari posisi 31 Desember 2022 di Rp 31,15 triliun. 

Lonjakan liabilitas juga terjadi pada PT PP Tbk (PTPP). Per 31 Desember 2023, total liabilitas PTPP mencapai Rp 42,79 triliun dan meningkat menjadi Rp 52,41 triliun per September 2023. 

Vice President Research and Corporate Finance Waterfront Sekuritas, Ratna Lim menjelaskan membengkaknya utang BUMN Karya disebabkan beberapa faktor. 

Pertama, proyek infrastruktur yang besar, tetapi tidak menguntungkan tetapi diperlukan dalam pembangunan. Kedua, modal belanja yang terbatas, tetapi proyek harus terus berlangsung. 

"Terakhir dampak lanjutan dari pandemi Covid-19 yang membuat pemasukan arus kas terhambat," jelas dia saat dihubungi Kontan, Senin (15/1). 

Miftahul Khaer, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas secara terpisah menambahkan masihnya kontrak yang diperoleh emiten konstruksi membuat investasi yang digelontorkan juga semakin besar.  

"Selain itu, ada juga faktor tata kelola manajemen dalam mengatur kebutuhan akan utang yang besar tersebut," kata Miftahul. 

PIlihan Saham BUMN Sehat

Pengamat Pasar Modal & Direktur Avere Investama Teguh Hidayat bilang tak semua BUMN bermasalah. Misalnya, perusahaan perbankan dan pertambangan yang kinerja mentereng dengan utang terjaga.

Dia menyarankan investor yang ingin melirik saham BUMN harus mencermati posisi utang dan struktur permodalan para emiten. Salah satunya dengan melihat indikator Debt Equity Ratio (DER). 

"Kata kuncinya cari perusahaan BUMN yang utangnya aman. Debt Equity Ratio maksimal dua kali," ucap Teguh kepada Kontan belum lama ini. 

Miftahul menjelaskan selain indikator DER, investor juga harus mencermati jenis utang baik secara jangka waktu jatuh tempo maupun secara struktur atau tingkat risiko utang tersebut. 

Dia memproyeksikan saham-saham BUMN yang tergabung Indeks BUMN20 masih akan melaju positif di tahun ini karena ada beberapa sentimen yang bakal mempengaruhi. 

Salah satunya, rilis laporan keuangan tahun buku 2023. Kemudian, katalis berlanjut pada musim pembagian dividen yang akan membuat sejumlah saham BUMN semakin menarik. 

Miftahul mengatakan investor dapat mencermati saham BUMN perbankan, tambang dan energi seperti BRIS dengan target Rp 2.138, ANTM di Rp 1.982 dan ELSA dengan target harga Rp 450. 

 

Ratna merekomendasikan TLKM dan PGEO dengan rasio DER rendah. Per September 2023, DER TLKM dan PGEO masing-masing berada di 0,96 kali dan 0,49 kali.

Dalam hitungannya, target harga TLKM ada di Rp 4.450 per saham dan PGEO di Rp 1.400. Bagi investor yang ingin melirik saham BUMN Karya dapat mencermati ADHI, PTPP dan WEGE.

Dari pilihan saham analis tersebut, beberapa diantaranya adalah saham kategori blue chip. Saham blue chip adalah saham lapis satu di bursa dengan karakteristik fundamental yang kuat atau nilai kapitalisasi pasar besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.

Di BEI, saham blue chip biasanya dikelompokkan di Indeks LQ45. Nah, saham BRIS, ANTM, TLKM adalah anggota LQ45 periode Agustus 2023-Februari 2024.

Itulah rekomendasi saham untuk perdagangan hari ini, Selasa 16 Januari 2024. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×