kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ada 30 perusahaan dalam pipeline IPO BEI, begini prospeknya menurut analis


Rabu, 25 Desember 2019 / 20:44 WIB
Ada 30 perusahaan dalam pipeline IPO BEI, begini prospeknya menurut analis
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, masih ada 30 perusahaan dalam pipeline penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) per 20 Desember 2019. 
Perusahaan-perusahan tersebut diperkirakan akan mencatatkan sahamnya di BEI pada 2020. Hal ini menjadi tabungan bagi BEI yang memasang target IPO tahun depan sebanyak 57 perusahaan. 

Dari 30 perusahaan yang ada dalam pipeline IPO tersebut, dua perusahaan mengajukan pembatasan informasi sehingga tidak bisa diketahui nama dan sektor bisnisnya. Sementara itu, dari 28 perusahaan yang dapat dibuka identitasnya, 12 perusahaan berasal dari sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan.

Kemudian, delapan perusahaan dari sektor perdagangan, jasa, dan investasi, empat perusahaan dari industri barang konsumsi, dua perusahaan dari sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi, satu perusahaan dari sektor keuangan, dan satu perusahaan dari sektor agrikultur.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menyampaikan, sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan menjadi yang paling banyak menghuni pipeline IPO karena perusahaan-perusahaan tersebut mengambil momentum tren penurunan suku bunga acuan. 

Baca Juga: Pasar properti diprediksi bakal membaik di tahun depan, berikut rekomendasi analis

Sebagaimana diketahui, sepanjang 2019, Bank Indonesia telah empat kali menurunkan suku bunga acuan, dari 6% ke 5%. 

Sejalan dengan itu, BEI mencatat, indeks saham sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan menorehkan kenaikan ketiga tertinggi, yakni 11,19% year to date (ytd) hingga Senin (23/12). 

Oleh karena itu, Sukarno melihat saham-saham dari sektor ini berpotensi melanjutkan kenaikan pada tahun depan. Pasalnya, sektor ini memang dapat menjadi instrumen investasi jangka panjang. 

"Harga properti tiap tahun akan selalu naik dan setiap individu pasti membutuhkan properti, baik itu bersifat kebutuhan primer ataupun tersier," ungkap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (25/12). 

Meskipun begitu, menurut dia, saham para calon emiten yang berasal dari beragam sektor yang disebutkan di atas tetap menarik selagi menawarkan valuasi saham yang murah dan keuntungan yang menarik. 

"Tapi investor perlu memperhatikan fundamental perusahaan-perusahaan tersebut. Kenali dulu barang yang mau kita beli biar tidak ada unsur spekulasi," kata dia. 



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×