kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.044.000   9.000   0,44%
  • USD/IDR 16.451   12,00   0,07%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

ABMM optimistis pendapatan mendekati US$ 1 miliar hingga tutup tahun 2021


Jumat, 29 Oktober 2021 / 20:42 WIB
ABMM optimistis pendapatan mendekati US$ 1 miliar hingga tutup tahun 2021
ILUSTRASI. Kawasan tambang batubara PT ABM Investama Tbk di Kalimantan Selatan.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Tapi, Adrian belum mau mengungkapkan terkait nilai kontrak tersebut. Yang jelas, Adrian meyakini bahwa dengan durasi kontrak seumur tambang nilai dan seiring dengan kenaikan volume maka akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.

Optimisme pertumbuhan kinerja juga tak lepas dari total kontrak yang telah digenggam Cipta Kridatama. Dia bilang, saat ini pihaknya memegang 7-8 kontrak. "Dari setiap kontrak durasinya life of mine," tegasnya.

Adapun ABMM melalui Cipta Kridatama membidik target pengupasan lapisan tanah penutup (overburden removal) di tahun 2021 tumbuh 32% yoy dibandingkan tahun lalu.

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, pada Juli 2021, manajemen ABMM mengatakan target OB di tahun ini akan tumbuh sampai dengan 37,14% yoy atau mencapai 192 juta ton. Namun, karena kondisi cuaca target volume OB menjadi lebih rendah. Adrian bilang, cuaca yang sangat ekstrim termasuk curah hujan yang dua kali di atas perkiraan sehingga operasional seluruh tambang terkoreksi.

Walau begitu, ia melihat segmen kontraktor tambang dan tambang batubara masih akan mendominasi pendapatan perusahaan. Adapun, pada 2020 segmen itu berkontribusi sebesar 92,6% setara dengan US$ 561,5 juta.

Baca Juga: Anak usaha ABM Investama (ABMM) meraih kontrak jasa tambang dari anak usaha GEMS

Secara keseluruhan, ABM Investama meyakini kinerja perusahaan akan terus bertumbuh dengan sangat baik. Adrian memproyeksikan pendapatan perusahaan tahun ini bisa mendekati US$ 1 miliar. Sekedar informasi, pada 2020 ABMM membukukan pendapatan sebesar US$ 606,4 juta.

Demikian halnya dengan bottom line, pihaknya melihat hasilnya juga akan meningkat dengan baik. "Bottom line masih kami lihat, tetapi kami optimistis akan naik juga karena didorong batubara," ujarnya.

Prospek tahun depan sendiri, Adrian melihat harga batubara masih akan dalam tren bullish. Ia melihat jika terjadi penurunan, angkanya tidak akan melebihi tahun ini lantaran kebutuhan batubara yang masih tinggi.

Di satu sisi, pemerintah sedang mendorong menurunkan emisi karbon dan implementasi energi bersih. Adrian melihat rencana tersebut bersifat jangka panjang, bahkan ia memproyeksikan itu sampai dengan 2050. Artinya, prospek batubara masih akan baik secara jangka panjang.

Baca Juga: Kontraktor tambang Cipta Kridatama raih kontrak baru dengan Borneo Indobara

"Kami mendukung program pemerintah, tetapi saat yang sama saat ini kami masih memiliki klien dengan durasi panjang, jadi prospek masih sangat baik," sebutnya.

Di samping itu, Adrian bilang selain bisnis batubara perusahaan juga memiliki perusahaan logistik yang juga melayani perusahaan non batubara. Selain itu, perusahaan juga tengah melihat tambang non batubara sebagai bentuk antisipasi program tersebut.

Namun, ia belum membeberkan tambang apa yang sedang dilirik perusahaan. "Untuk bidikan tambang di luar batubara masih dalam proses, belum bisa kami sebut. Lagipula industri komoditas ini juga dinamis, sehingga perlu berhati-hati," pungkas dia.

Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Jual 20% Saham Anak Usaha ke Perusahaan Surya Paloh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×