Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berencana untuk menerbitkan reksadana pasar uang dengan fitur pencairan T+0 atau cair di hari yang sama, Aberdeen Standard Investments Indonesia siapkan strategi untuk bisa menarik bagi pasar. Produk money market tersebut, rencananya bakal dirilis di semester II-2019.
Direktur Operasional dan Teknologi Aberdeen Standard Investments Tri Meryta menyadari, dengan penerapan T+0 maka dana yang masuk dan keluar akan bergerak lebih cepat. Untuk itu, perusahaan manajemen investasi tersebut menyiapkan strategi untuk memperkuat likuiditas.
"Strategi kami untuk mengantisipasi ini, kami harus bisa menjamin liquidity di fund portofolio agar selalu tersedia. Selain itu, kami juga tidak akan concern hanya pada term deposit saja," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (28/5).
Di tengah kondisi pasar yang tengah tertekan saat ini, Aberdeen optimistis bahwa prospek pasar keuangan dan ekonomi Tanah Air masih cukup positif ke depan. Hal itu diungkapkan Presiden Direktur Aberdeen Standar Investments Indonesia Omar S Anwar sebelumnya, yang meyakini ekonomi 2019 bisa tumbuh ke level 5,2%.
Dilihat dari sisi segmentasi pasar di Indonesia, Omar mengatakan bahwa literasi masyarakat terhadap investasi reksadana terbilang masih sangat minim yakni 3% atau sekitar Rp 500 triliun.
Padahal, financial asset yang ada di sektor perbankan, asuransi, dana pensiun termasuk aset di Bank Sentral Indonesia (BI) berkisar Rp 14.500 triliun.
Untuk itu, Aberdeen Investment Standard Indonesia melihat adanya peluang untuk mengembangkan industri reksadana pasar uang lewat platform digital.
Menurutnya, industri platform digital menjadi salah satu bagian industri yang cukup menjanjikan saat ini, dilihat dari maraknya e-wallet, marketplace yang berkembang di Tanah Air.
Adapun market yang akan dibidik nantinya yakni generasi milenial dan para pengguna financial technology. Dalam membuat platform tersebut, Aberdeen bakal turut menggandeng beberapa channel seperti Bank OCBC, Bank Permata, Bareksa dan iPOt, Sekuritas dan Mandiri Sekuritas.
"Kami sudah mengajukannya ke OJK. Sekarang kami juga sedang menjajaki persiapannya, dari internal sudah siap, tinggal engage dengan marketplace dan bank kustodian," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News