kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Manfaatkan peluang, Aberdeen berencana terbitkan produk baru tahun ini


Jumat, 17 Mei 2019 / 20:05 WIB
Manfaatkan peluang, Aberdeen berencana terbitkan produk baru tahun ini


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Abeerdeen Standard Investments Indonesia berencana untuk meluncurkan produk reksadana money market tahun ini. Di tengah kondisi pasar yang tengah tertekan saat ini, Aberdeen optimistis bahwa prospek pasar keuangan dan ekonomi Indonesia masih cukup positif.

Presiden Director Aberdeen Standard Investments Indonesia Omar S Anwar bahkan memprediksikan ekonomi Indonesia bisa bertumbuh 5,2% di akhir 2019. Optimisme itu juga yang membawa perusahaan manajemen investasi yang berbasis di Inggris tersebut untuk menerbitkan produk baru di tahun ini.

"Kita sudah memasuki tahun kelima di Indonesia, dan kita lihat Indonesia pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menjanjikan di 5,2% tahun ini," kata Omar, Kamis (16/5).

Meskipun defisit transaksi berjalan (CAD) April membukukan defisit terburuk sepanjang sejarah, namun Omar optimistis masih banyak peluang lain yang mampu mendorong ekonomi Indonesia bertumbuh.

Di sisi lain, investor Tanah Air juga masih perlu mewaspadai dan mengantisipasi dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Apalagi, Omar memprediksi bahwa perang dagang bisa berdampak secara langsung dan tidak langsung terhadap perekonomian Indonesia.

Namun, jika dilihat dari sisi segmentasi pasar di Indonesia, literasi masyarakat terhadap investasi reksadana terbilang masih sangat minim yakni 3% atau sekitar Rp 500 triliun . Padahal, financial asset yang ada di sektor perbankan, asuransi, dana pensiun termasuk aset di Bank Sentral Indonesia (BI) berkisar Rp 14.500 triliun.

"Dibandingkan negara tetangga, kita masih tertinggal. Seperti Malaysia, persentase literasinya sudah mencapai 40% dan Singapura lebih besar lagi," jelasnya.

Untuk itu, di tengah kondisi saat ini Aberdeen Investment Standard Indonesia melihat adanya peluang untuk mengembangkan industri platform digital. Menurutnya, industri platform digital menjadi salah satu bagian industri yang cukup menjanjikan saat ini, dilihat dari maraknya e-wallet, marketplace yang berkembang di Tanah Air.

Sehingga, rencananya Aberdeen Investment Standard Indonesia bakal meluncurkan produk baru berupa platform untuk money market fund. Market yang dibidik di antaranya generasi milenial dan para pengguna financial technology.

"Sementara, pesaing-pesaing kita juga belum begitu aktif, bunga atau yield yang kita tawarkan pun lebih tinggi dari bunga tabungan atau di atas 2%, dengan waktu transaksi T+0. Kita juga," ungkapnya.

Dalam membuat platform tersebut, Aberdeen Investments Standard Indonesia turut menggandeng beberapa channel seperti Bank OCBC, Bank Permata, Bareksa dan iPOt, Sekuritas dan Mandiri Sekuritas.

"Kita juga akan kembangkan ke channel-channel lain juga dan rencananya akan launching di Semester II-2019," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×