Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten memasuki periode cum date dalam jadwal pembagian dividen pada pekan depan. Mengutip RTI, ada 21 emiten yang bakal menebar dividen.
Sejumlah emiten ini adalah PT Phapros Tbk (PEHA), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT Mahkota Group Tbk (MGRO), PT Merck Tbk (MERK), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), PT Chitose Internasional Tbk (CINT), PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Selanjutnya ada PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN), PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA), PT Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI), PT Bank Syariah Indonesia TBk (BRIS), PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK), PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON), dan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS).
Baca Juga: Ini Rekap Jadwal Pembagian Dividen 10 Emiten Mulai Dari TLKM Hingga SGRO
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan, beberapa saham yang bakal mengucurkan dividen pekan depan mendistribusikan dividen dengan nilai lebih tinggi daripada tahun lalu. Khususnya, emiten yang mencetak pertumbuhan laba bersih di tahun 2021, seperti MARK, BRIS, SGRO, TLKM, TOWR, AMRT, dan HEAL yang membukukan laba bersih cukup signifikan dibandingkan dengan kinerja 2020.
Bagi investor yang hendak memburu saham-saham dividen, dia menyarankan pelaku pasar untuk tetap memperhatikan pergerakan harga saham, karena jika pergerakannya sudah terlalu tinggi tentunya akan menekan persentase yield dividennya. Selain itu, Frankie juga menyarankan agar memperhatikan juga risiko penurunan harga saham selepas dividen dikucurkan.
Frankie melihat, prospek saham emiten dengan pembagian dividen yang rutin, bisa saja memang memiliki pertumbuhan kinerja yang baik. Di lain sisi, dia berpendapat, emiten yang mencetak pertumbuhan laba tapi tidak membagikan dividennya dan memutuskan untuk menahan laba bersih tersebut juga menarik.
"Sehingga emiten ini memiliki fundamental yang kuat, menjaga level hutang dan juga memiliki kemampuan untuk ekspansi," ungkap dia kepada Kontan.co.id, Minggu (5/6).
Dari emiten yang akan membagikan dividen, Frankie menilai BRIS cukup menarik untuk dicermati, mengingat pertumbuhan laba bersih 2021 yang ditorehkan bank dengan sebutan BSI ini. Frankie juga melihat tren pertumbuhan kinerja BRIS masih berlanjut setidaknya terlihat dari pertumbuhan pendapatan di kuartal pertama 2022.
BRIS akan membayar dividen tunai sebesar 25% dari laba bersih tahun 2021 atau sekitar Rp 757,05 miliar kepada pemegang saham. Dividen yang akan dibagikan ini sekurang-kurangnya ekuivalen dengan Rp 18,41 per saham. Dengan harga saham BRIS yang ada di Rp 1.490 per saham pada Jumat (3/6), yield dividen Bank Syariah Indonesia sebesar 1,23%.
Secara terpisah, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo juga mengungkapkan, pembagian dividen di tahun ini cenderung lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, mengingat adanya kenaikan performa perusahaan yang signifikan seiring kondisi pandemi yang semakin terkendali. Ke depannya, dia juga memprediksi jumlah pembagian dividen bisa meningkat pada tahun depan.
Baca Juga: BSI Siap Layani Lebih dari 80% Jemaah Haji Indonesia
Menurut William, perusahaan yang konsisten memberikan dividen dengan persentase dividen yang sehat merupakan salah satu indikasi perusahaan yang sehat dan menarik untuk dikoleksi investor. "Pembagian persentase keuntungan yang seimbang antara pembagian dividen dan retained earnings (laba ditahan) untuk pengembangan perusahaan menjadi pertimbangan lain untuk menilai emiten," tambah William.
William menyarankan, ada baiknya para pelaku pasar mencermati besar pembagian dividen dari tiap perusahaan serta performa perusahaan secara fundamental untuk menilai saham-saham mana yang menarik untuk dikoleksi menjelang pembagian dividen.
Adapun secara teknikal, William bilang saham BRIS, MARK, dan TLKM menarik untuk dikoleksi. William memberikan rekomendasi buy saham BRIS dengan support Rp 1.410 dan target harga di Rp 1.650 per saham. Selanjutnya, buy saham MARK dengan support Rp 1.150 dan target harga Rp 1.300 per saham. Serta buy on weakness saham TLKM dengan support Rp 4.070 dan target harga di Rp 4.620 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News