kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

2021 Jadi tahun penuh rekor bagi pasar modal domestik


Selasa, 16 November 2021 / 16:37 WIB
2021 Jadi tahun penuh rekor bagi pasar modal domestik
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat cetak rekor tertinggi pada Kamis (11/11)


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2021 menjadi tahun penuh rekor bagi pasar modal Indonesia. Bukan hanya dari jumlah dan nilai emisi calon emiten, sejumlah parameter perdagangan di pasar saham pun mencetak rekor anyar.

Lihat saja, pada 11 November lalu, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) berhasil menyentuh level tertinggi di level 6.691. Sejalan dengan tercapainya posisi ini, kapitalisasi pasar atawa market cap indeks pun tembus Rp 8.125 triliun.

Nilai rata-rata nilai transaksi juga meningkat 45% menjadi Rp 13,4 triliun per hari, diikuti kenaikan frekuensi 91% menjadi 1,3 juta transaksi per hari. Sementara, peningkatan volume mencapai 76% menjadi 20 miliar saham per hari.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menyebut, performa pasar modal domestik saat ini tak lepas dari membeludaknya jumlah investor. Hingga akhir Oktober 2021, investor pasar modal telah mencapai 6,7 juta investor.

Baca Juga: IHSG menguat 0,53% ke 6.651, asing borong saham ARTO, PGAS, ASSA, Selasa (16/11)

Jika disandingkan dengan periode 2016, angka tersebut melesat 7,5 kali lipat. Dari jumlah ini, sebanyak 3 juta investor merupakan investor saham.

"Jumlah tersebut juga 5,7 kali lebih besar dibanding periode tahun 2016 lalu," jelas Inarno dalam CEO Networking (CEON) 2021, Selasa (16/11).

Jumlah investor aktif juga meningkat dari yang sebelumnya hanya 111.000 investor aktif menjadi 200.000 investor aktif. "Artinya, kenaikan jumlah investor juga diikuti dengan investor yang aktif bertransaksi," imbuhnya.

Hingga 12 November, terdapat 40 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI. Jumlah ini setara dengan nilai emisi Rp 32,3 triliun, tertinggi selama 10 tahun terakhir.

Nilai itu dipastikan masih bisa bertambah. Sebab, BEI masih mengantongi 29 pipeline initial public offering (IPO) di sisa akhir tahun ini. Kalau pun molor, paling lambat sisa pipeline bisa terealisasi di awal 2022. Tren tingginya kegiatan IPO membuat Indonesia menduduki negara dengan jumlah IPO terbanyak di Asean.

Selanjutnya: Begini dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap ekonomi Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×