kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.220   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

2016, net buy asing pada SBN diprediksi Rp 100 T


Rabu, 30 Desember 2015 / 19:54 WIB
2016, net buy asing pada SBN diprediksi Rp 100 T


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Analis menerawang, investor asing akan mencatatkan net buy minimal Rp 100 triliun di Surat Berharga Negara (SBN) pada tahun 2016.

Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, secara year to date hingga Selasa (29/12), porsi asing pada SBN domestik yang dapat diperdagangkan menggemuk 20,97% dari posisi Rp 461,35 triliun menjadi Rp 558,11 triliun.

Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Anil Kumar menduga, investor asing akan mencatat net buy minimal Rp 100 triliun pada tahun 2016. Besar peluang harga Surat Utang Negara (SUN) bakal terangkat akibat adanya kesempatan bagi Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga acuan. Sehingga investor asing bakal tertarik untuk meraih kenaikan harga (capital gain).

Katalis positif juga berasal dari rendahnya inflasi yang kembali ditargetkan 4%. “Kurs rupiah bakal stabil, cenderung apresiasi di kisaran Rp 13.600 – Rp 13.700 per dollar AS,” ungkapnya.

Serupa, Mark Prawirodidjojo, Research Analyst Infovesta Utama memprediksi, pada tahun 2016, investor asing akan menerapkan net buy lebih besar ketimbang realisasi tahun 2015.

Faktor pendorongnya, potensi pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang didukung oleh implementasi berbagai paket kebijakan pemerintah. Ia menerawang, dampak dari realisasi tersebut akan terasa penuh pada waktu mendatang. Adapun pertumbuhan ekonomi Tanah Air diprediksi 5,3% pada tahun 2016.

Mark berpendapat, ada beberapa tantangan yang harus dicermati. Di antaranya aksi lanjutan dari The Fed baik mempertahankan atau mengerek suku bunga acuan. Kemudian pergerakan harga komoditas terutama minyak bumi.

“Lalu ada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan efek kebijakan moneter longgar yang dilaksanakan oleh negara atau blok ekonomi besar seperti China, Eropa dan Jepang,” paparnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×