kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

2011, PGAS butuh modal US$ 550 Juta


Kamis, 16 September 2010 / 09:44 WIB
2011, PGAS butuh modal US$ 550 Juta


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Guna memenuhi permintaan gas yang terus meningkat, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) bertekad menggenjot kapasitas distribusi gasnya. Emiten saham pelat merah ini memperkirakan, kebutuhan belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun depan mencapai total US$ 550 juta.

Rinciannya, "Capex untuk meningkatkan kapasitas tahun depan akan sama dengan tahun ini, sekitar US$ 200 juta," ujar Hendri Prio Santoso, Direktur Utama PGAS.
Hendri membeberkan, sebagian dana itu akan digunakan untuk melanjutkan proyek Floating Storage Receiving Terminal (FSRT) atau terminal gas alam cair (LNG) terapung di Medan, Sumatera Utara dan Jawa Barat. Proyek patungan dengan Pertamina tersebut memang tidak mungkin dituntaskan hanya dalam waktu setahun.

"Apalagi proyek LNG yang di Sumut. Jadi sebagian capex tahun depan kami anggarkan untuk proyek itu juga," imbuh Hendri.

Selain menambah kapasitas distribusi gas, Hendri menyebutkan, PGAS menganggarkan sekitar US$ 350 juta untuk mengakuisisi perusahaan minyak dan gas (migas). "Jadi kami akan butuh capex total sekitar US$ 550 juta-US$ 600 juta untuk tahun depan," ujar Hendri.

Akuisisi ini untuk memperkuat lini usaha hulu PGAS, mengingat pasokan gas selama ini belum optimal. Hendri mengaku, PGAS baru mampu mendistribusikan gas sekitar 800 juta kaki kubik per hari (MMScfd). PGAS berharap, tahun depan sudah mampu mendistribusikan gas sebanyak 1.200 MMScfd.

Dengan penambahan kemampuan distribusi itu, PGAS, yang mencetak pendapatan Rp 18,02 triliun di tahun lalu itu, berharap dapat mengantisipasi kenaikan permintaan gas di pasar domestik maupun mancanegara.

Hendri menyatakan, rencana akuisisi itu sedang masuk tahap uji tuntas atau due dilligence terhadap kondisi perusahaan target akuisisi. Ia berharap, rencana PGAS tersebut bisa rampung pada akhir tahun nanti. "Kalaupun akhirnya belum selesai juga, berarti tahun depan," ucapnya.

Dari total kebutuhan capex tahun depan, PGAS berencana memenuhi sekitar 30% dari kas internal. Selebihnya ditutup dari pinjaman bank.

Kapasitas nyaris penuh

Namun, Analis Sucorinvest Central Gani Frederick Daniel Tanggela menilai, capex sekitar US$ 550 juta itu tidak akan efektif mendorong kinerja PGAS. Sebab, kapasitas terpakai pipa PGAS hampir maksimal.

Ia menyebut, kapasitas pipa distribusi PGAS hanya sekitar 1.000 MMScfd, dan hingga separuh pertama tahun ini kapasitas terpakai sudah mencapai 827 MMScfd. "Kami perkirakan paling lambat 2012, kapasitas terpakai PGAS akan mencapai titik maksimum. Setelah itu penjualan PGAS akan melambat," ramalnya.

Ia pun menilai, langkah akuisisi perusahaan migas tidak efektif karena sekadar mengamankan pasokan gas. Menurutnya, PGAS seharusnya menambah jaringan pipa baru. "Saya masih merekomendasikan sell (jual) saham PGAS dengan target Rp 3.875 per saham," ujarnya.

Kemarin (15/9), harga saham PGAS naik 5,84% jadi Rp 4.075 per saham.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×