kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Proyek SSWJ PGAS hampir tuntas


Kamis, 02 September 2010 / 08:37 WIB
Proyek SSWJ PGAS hampir tuntas


Reporter: Dyah Megasari, Abdul Wahid Fauzie, Kun Wahyu Winasis | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Dua proyek pipanisasi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) hampir kelar. Hingga akhir Juni lalu, proyek Sumatera Selatan-Jawa Barat (SSWJ) I sudah menyerap dana sekitar Rp 4,80 triliun atau 83% dari total biaya proyek tersebut. PGAS menghabiskan dana sekitar Rp 7,31 triliun atau 93% dari seluruh biaya yang dibutuhkan untuk proyek SSWJ II. Laporan keuangan PGAS per 30 Juni 2010 menyebutkan, untuk membiayai proyek SSWJ ini, PGAS menganggarkan dana US$ 1,49 miliar atau sekitar Rp 13,58 triliun.

Sekretaris Perusahaan PGAS Wahid Sutopo menjelaskan, proyek SSWJ sesungguhnya sudah mulai beroperasi sejak 2008. Bahkan, kini jalur pipa tersebut sudah mengalirkan gas untuk areal Jawa Bagian Barat. "Proyeknya sudah selesai," katanya, kemarin (1/9).

Namun. lanjut Wahid, penyelesaian proyek Distribusi Jawa Barat (PDJB) masih berjalan. Targetnya, proyek pipanisasi ini akan selesai tahun depan. Proyek PDJB ini akan mengikuti kebutuhan jaringan distribusi di wilayah Jawa bagian barat.

Proyek PDJB dibiayai secara patungan antara PGAS dengan International Bank for Reconstruction and Development (IBRD). Dari total biaya proyek sebesar US$ 234,86 juta atau sekitar Rp 2,13 triliun, PGAS menyiapkan dana Rp 1,35 triliun. Sedangkan kontribusi IBRD sebesar Rp 781,68 miliar. Sampai paruh pertama 2010, PGAS telah mengeluarkan Rp 1,10 triliun atau 83%. Sedangkan penyerapan modal IBRD sekitar Rp 441,25 miliar atau 53%.

Kinerja membaik

Bisnis PGAS memang sangat tergantung pada proyek pipanisasi ini. Sebab, sebagian besar pendapatan perusahaan berasal dari distribusi gas. Di semester I-2010, pendapatan dari distribusi gas mencapai Rp 8,7 triliun, naik 7,2% ketimbang periode sama 2009, sebesar Rp 8,11 triliun. Pendapatan dari distribusi itu 91,38% dari total pendapatan PGAS Juni lalu sebesar Rp 9,52 triliun.

Sumber pendapatan lain PGAS adalah dari transmisi sebesar Rp 799,98 miliar dan operasi lain sebesar Rp 14,91 miliar. Laporan keuangan PGAS di semester I menyebutkan, kendati tak lagi menikmati fulus besar dari keuntungan kurs, laba bersih PGAS tumbuh 0,6% dari Rp 3,18 triliun menjadi Rp 3,20 triliun.

Pada tahun ini, PGAS mencatat rugi kurs Rp 7,69 miliar, berbanding terbalik dengan laba kurs sebesar Rp 842,58 miliar di akhir Juni 2009. Untungnya, meski kehilangan laba kurs, beban pokok PGAS turun dari Rp 3,66 triliun menjadi Rp 3,47 triliun. Alhasil, laba kotornya melonjak 13,21% atau senilai Rp 706 miliar dari Rp 5,34 triliun jadi Rp 6,04 triliun.

Sampai akhir tahun, kinerja PGAS diperkirakan akan flat. "Dari kontrak yang ada sebesar 960 MMSCFD, yang bisa tersalurkan hanya 827 MMSCFD," jelas Handi P Santoso, Direktur Utama PGAS.

Yang jelas, membaiknya kondisi keuangan membuat PGAS kian percaya diri. Wahid bilang, hingga akhir Juni, PGAS sudah membayar utang jatuh tempo Rp 460 miliar. "Angka ini setara dengan US$ 50 juta," katanya.

Berarti, menurut Wahid, PGAS tinggal melunasi utang jatuh tempo sebesar US$ 20 juta lagi. Sebab, total utang PGAS yang jatuh tempo tahun ini sebesar US$ 70 juta atau setara Rp 626,71 miliar.

Analis Sucorinvest Central Gani Frederick Daniel Tanggela mengatakan, meningkatnya permintaan gas yang cukup tinggi membuat kapasitas terpakai pipa gas hampir maksimal. "Kami perkirakan tahun 2012 nanti, kapasitas terpakai pipa distribusi akan mencapai tingkat maksimal sekitar 1.000 MMSCFD. Kondisi ini membuat potensi pertumbuhan PGAS menjadi terbatas," jelasnya.

Mengingat tahun ini manajemen PGAS belum memiliki rencana untuk membangun jalur pipa baru, Frederick menaksir, penjualan gas emiten ini akan melambat tahun depan. Makanya, ia merekomendasikan jual saham PGAS, dengan target harga Rp 3.875 per saham.

Kemarin (1/9), harga saham PGAS berada di Rp 4.025 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×