Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indonesia berpotensi besar mengambil kedudukan Malaysia untuk menduduki posisi kedua sebagai pusat keuangan syariah dunia dalam sepuluh tahun mendatang. Hal tersebut diungkapkan oleh Michael Steven, Presiden Direktur Kresna Securities pada acara Islamic Forum Network (IFN) Indonesia Forum 2012, Senin (16/4).
Ada beberapa alasan yang diungkapkan Steven. Pertama, potensi pertumbuhan populasi Indonesia sangat tinggi mencapai 240 juta penduduk. Kedua, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia per kapita hampir US$ 3.700.
Sebagai catatan, pada 2011 lalu, pertumbuhan pendanaan investasi syariah di Indonesia sudah naik lebih dari 50% dengan total investasi syariah sebesar US$ 12 miliar.
Meski begitu, Steven mengakui, dana kelolaan investasi syariah nasional, masih mengambil proporsi 9% dari total investasi keseluruhan di berbagai macam instrumen investasi. Namun, dengan estimasi perhitungan kenaikan dana kelolaan syariah sebesar 50% per tahunnya, sepertinya peluang tersebut akan terealisasi.
"Hanya untuk mewujudkannya, dibutuhkan dukungan dari pemerintah dalam hal hukum, perpajakan, maupun insentif pemerintah. Selain itu, semua pihak jasa keuangan melakukan sosialisasi yang tepat kepada masyarakat agar selaras dengan peraturan yang ada di prinsip syariah," urainya panjang lebar.
Asal tahu saja, Indonesia sampai saat ini menduduki peringkat keempat pusat keuangan syariah. Peringkat ketiga ditempati Saudi Arabia, posisi kedua milik Malaysia, dan pusat keuangan syariah terbesar masih dipegang Iran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News