Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Selain itu, ada pula saham yang naik akibat rumor akuisisi. Adalah saham Bank Permata (BNLI) yang naik akibat adanya rumor yang menyebutkan BNLI akan diakuisisi oleh Bank Mandiri Tbk (BMRI). Akibatnya, investor berbondong-bondong memborong saham BNLI kala itu.
Baca Juga: IHSG berpeluang menguat pada perdagangan Senin (6/1)
“Meskipun pada akhirnya pihak yang mengakuisisi bukan BMRI tapi Bangkok Bank,” sambung Sukarno.
Selain itu, kenaikan beberapa saham juga diakibatkan oleh perbaikan kinerja yang positif pada kuartal III-2019. Menurut Sukarno, saham MNCN, CLEO, ISAT, dan BTPS terdorong akibat sentimen ini. Selain karena kinerja yang positif, kenaikan harga saham BTPS sepanjang tahun lalu juga akibat adanya sentimen suku bunga rendah yang akhirnya saham BTPS menjadi alternatif investor.
CLEO misalnya, pada kuartal III-2019 emiten produsen air minum dalam kemasan (AMDK) ini mengantongi laba bersih Rp 94,02 miliar pada akhir September 2019 atau naik dua kali lipat ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, MNCN berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,77 triliun atau naik 62,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai kenaikan 10 saham ini juga disebabkan karena faktor sektoral yang dianggap masih memiliki masa depan yang prospektif.
Baca Juga: Industri petrokimia masih prospektif, saham BRPT melesat 216% sepanjang 2019
Namun, khusus untuk saham MNCN, William menilai kenaikan saham ini akibat getolnya emiten media dan penyiaran ini dalam melakukan ekspansi. Salah satunya adalah kerjasama dengan emiten media lainnya, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dalam memproduksi konten.
Keduanya akan berkolaborasi dalam pembuatan konten yang nantinya tersedia dalam platform over the top (OTT).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News