kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

10 perusahaan antre IPO di kuartal akhir


Kamis, 12 Oktober 2017 / 06:45 WIB
10 perusahaan antre IPO di kuartal akhir


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. Setidaknya 10 perusahaan mengantre untuk mencatatkan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia hingga akhir tahun ini. Dari ke-10 emiten itu, dua anak usaha BUMN masuk daftar antrean, yakni PT PP Presisi dan PT Wika Gedung.

Analis menilai, investor perlu berhati-hati dan melihat kondisi pasar jika membeli saham-saham IPO anak BUMN ini. Apalagi jika berkaca pada IPO PT Garuda Maintenance Facility Tbk (GMFI), anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

Dalam IPO baru-baru ini, anak GMFI menjual 10% saham ke publik, dari rencana sebelumnya melepas 30% saham ke publik. "Sebenarnya ini menjadi kekhawatiran kita, GMFI yang juga punya prospek bagus ternyata tidak mampu terserap sesuai target. Bahkan, harganya di pasar sekunder turun hingga 15%," ungkap Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital kepada KONTAN, Rabu (11/10).

Harga saham GMFI kemarin ditutup turun 6,59% menjadi Rp 340 per saham. Bahkan di hari pertama pencatatan saham perdana, Selasa (10/10), saham GMFI turun 9%.

Menurut Alfred, apa yang dialami GMFI akan mempengaruhi minat investor terhadap saham IPO, terutama bagi investor ritel. Terkait dengan terserap tidaknya saham-saham sektor BUMN yang akan IPO pada kuartal terakhir tahun ini, Alfred menilai hal tersebut sangat tergantung pada sektor bisnisnya.

Meski demikian, Alfred menilai IPO anak usaha BUMN karya juga relatif lebih berat digelar saat ini. Apalagi, saat ini pasar mulai menurunkan valuasi BUMN karya.

Hal yang mungkin bisa dilakukan jika perusahaan ingin saham IPO terserap penuh adalah dengan menurunkan valuasi saham IPO. Namun Alfred melihat hal ini relatif sulit dilakukan.

Hingga kemarin, sudah 26 emiten anyar yang mencatatkan sahamnya di BEI pada tahun ini. Emiten terakhir yang masuk bursa adalah PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI). Jika 10 calon emiten sukses mencatatkan saham perdana di kuartal terakhir tahun ini, maka emiten pendatang baru di bursa saham pada tahun ini mencapai 36 emiten, sedikit di atas target sebanyak 35 emiten.

Tahun depan, otoritas BEI menargetkan 35 perusahaan bisa masuk bursa. Angka ini sama dengan target BEI di 2017, yakni sebesar 35 emiten.

Alfred melihat peluang saham IPO di tahun 2018 cukup menarik. Sejumlah sentimen menjadi alasan mengapa saham IPO pada tahun depan layak dicermati. "Yang jadi catatan, sektor coal sekarang sedang bangkit, beberapa perusahaan juga sedang melaksanakan rights issue, ini bisa jadi pertimbangan investor melihat saham IPO," kata dia.

Meski demikian, Alfred menilai, bukan jumlah IPO yang perlu ditingkatkan, tapi jumlah investor yang juga harus bertambah. Apalagi otoritas bursa tak bisa hanya mengandalkan asing, menilik kondisi asing yang masih mencetak net sell saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×