kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   9.000   0,60%
  • USD/IDR 15.875   60,00   0,38%
  • IDX 7.200   -45,73   -0,63%
  • KOMPAS100 1.102   -8,07   -0,73%
  • LQ45 873   -6,30   -0,72%
  • ISSI 220   -2,35   -1,06%
  • IDX30 448   -4,16   -0,92%
  • IDXHIDIV20 539   -6,56   -1,20%
  • IDX80 126   -0,89   -0,70%
  • IDXV30 132   -4,54   -3,33%
  • IDXQ30 148   -1,52   -1,02%

10 Emiten Turun Kelas Papan Pencatatan, Intip Rekomendasinya


Kamis, 28 November 2024 / 18:17 WIB
10 Emiten Turun Kelas Papan Pencatatan, Intip Rekomendasinya
ILUSTRASI. Suasana main hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (20/11/2024).  PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan evaluasi atas papan pencatatan terhadap 11 emiten, pergantian efektif Jumat (29/11/2024).


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan evaluasi atas papan pencatatan terhadap 11 emiten. Pergantian ini mulai efektif pada Jumat (29/11) dan akan menjadi sentimen tambahan bagi tiap-tiap emiten.  

Hasilnya, hanya ada satu emiten yang berhasil naik kelas. Yakni, PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) yang berpindah dari papan pengembangan menuju papan utama. 

Namun ada 10 emiten yang turun kelas dari papan utama ke pengembangan. Mereka ialah PT Tera Data Indonusa Tbk (AXIO), PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) dan PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT). 

Baca Juga: Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kemudian ada PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT), PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA), PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA). 

PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP), PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) dan PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) juga harus turun kelas dari papan utama menjadi pengembangan. 

Untuk bisa tercatat di papan utama, suatu emiten harus memenuhi beberapa kriteria. Salah satunya, membukukan laba sebelum pajak satu tahun buku terakhir dengan aktiva berwujud minimal Rp 250 miliar. 

Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Begini Rencana Ekspansi Newport Marine Services (BOAT)

Atau memiliki kumulatif laba sebelum pajak dua tahun terakhir minimal Rp 100 miliar dan kapitalisasi pasar minimal Rp 1 triliun atau memiliki pendapatan minimal Rp 800 miliar dan kapitalisasi pasar minimal Rp 8 triliun.

Sedangkan untuk tercatat di papan pengembangan, perusahaan memiliki aktiva berwujud bersih minimal Rp 50 miliar atau memiliki kumulatif laba sebelum pajak dua tahun terakhir minimal Rp 10 miliar dan kapitalisasi pasar minimal Rp 100 miliar.

Kriteria lainnya, emiten memiliki pendapatan minimal Rp 40 miliar dan nilai kapitalisasi saham di atas Rp 400 miliar atau mempunyai aset minimal Rp 250 miliar dan kapitalisasi pasar minimal Rp 500 miliar. 

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) Segera Lepas Bisnis Batubara Termal, Simak Rekomendasi Sahamnya

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menjelaskan kenaikan kelas CSRA mencerminkan perkembangan positif perusahaan, terutama dalam hal pemenuhan kriteria BEI. 

"Langkah ini menandakan bahwa CSRA telah menunjukkan kinerja operasional dan keuangan yang lebih stabil," jelasnya kepada Kontan kemarin. 

Miftahul menilai perpindahan papan pencatatan ini, akan berdampak saham positif pada pergerakan karena masuk ke papan utama bisa lebih menarik bagi investor institusi yang akhirnya memiliki eksposur besar. 

Dia memproyeksikan, likuiditas saham CSRA juga berpotensi meningkat, sehingga dapat memberikan dorongan harga dalam jangka pendek sampai jangka menengah. 

Baca Juga: Kini GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) Punya 2 Kode Saham, Cek Perbedaannya

Sedangkan bagi emiten yang turun kelas, lanjut Miftahul, menjadi pertanda atau indikasi yang kurang bagus bagi saham-saham emiten tersebut. Bisanya capaian kinerja suatu emiten akan berdampak pada pergerakan sahamnya. 

"Bisa dikatakan ada penurunan likuiditas, kapitalisasi pada saham saham tersebut, biasanya memang karena adanya perlambatan hingga penurunan kinerja," ucap Miftahul. 

Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas menuturkan sebenarnya sentimen perpindahan papan pencatatan ini sudah di priced in oleh pelaku pasar. 

"Dimana secara teknikal pergerakan sahamnya dalam tren yang random dan mayoritas saham emiten-emiten yang mengalami perpindahan papan kurang likuid," jelasnya.

Baca Juga: Dapat Restu Jual Adaro Andalan, Simak Prospek Kinerja & Rekomendasi Saham ADRO

Nafan mencermati CRSA, AXIO, CMNT, GWSA, HUMI, PUDP dan RSGK dalam tren random. Sementara BANK, CBUT dan SDRA masing-masing masuk dalam fase pelemahan. 

"MASA dalam tren menguat, tetapi bid dan offer-nya tidak merapat sehingga sahamnya tidak likuid," ucap dia. 

Adapun Nafan tidak memberikan rekomendasi apa pun atas saham-saham yang mengalami perpindahan papan. Sedangkan, Miftahul menilai CSRA masih bisa dicermati. 

Miftahul bilang secara kinerja masih CSRA cukup menarik, sentimen juga masih cenderung cukup kuat dengan kenaikan nilai CPO global, valuasinya pun masih tergolong cukup fair. 

Baca Juga: Menilik Aturan Free Float yang Bakal Dikaji oleh BEI

Kiwoom Sekuritas merekomendasikan trading buy CSRA dengan target harga di Rp 690. Hingga akhir perdagangan Kamis (28/11), CSRA parkir di level Rp 677. 

Selanjutnya: Bergerak Stagnan, Kanal Bancassurance Tetap Jadi Andalan Industri Asuransi Jiwa

Menarik Dibaca: 7 Daftar Ikan Air Tawar yang Paling Sering Dikonsumsi Orang Indonesia dari Nila-Bawal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×