kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,72   -19,77   -2.14%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terus memanas, harga minyak acuan ditutup di level tertinggi sejak Maret


Rabu, 25 November 2020 / 06:23 WIB
Terus memanas, harga minyak acuan ditutup di level tertinggi sejak Maret
ILUSTRASI. Harga minyak terus menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah ditutup naik sekitar 4% pada perdagangan hari Selasa. Ini membuat harga minyak acuan menyentuh level tertinggi yang tidak terlihat sejak bulan Maret lalu. 

Sentimen utama bagi harga minyak masih datang dari kelanjutan vaksin virus corona ketiga yang meningkatkan harapan untuk pemulihan permintaan bahan bakar. Menambah dorongan bagi harga emas hitam ini datang setelah Presiden terpilih AS Joe Biden memulai transisinya ke Gedung Putih.

Selasa (24/11), harga minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Januari 2021 ditutup di level US$ 47,86 per barel, naik US$ 1,80 atau 3,9%. 

Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Januari 2021 juga ditutup melonjak 4,3% ke US$ 44,91 per barel.

Baca Juga: Wall Street perkasa, indeks Dow Jones dan S&P 500 cetak rekor tertinggi

Harga kedua minyak acuan ini berakhir pada level tertinggi sejak 5 Maret.

Keperkasaan harga minyak kian kuat setelah AstraZeneca mengatakan, vaksin Covid-19 miliknya 70% efektif dalam uji coba dan bisa ditingkatkan hingga 90%. Ini memberikan pilihan baru terkait vaksin Covid-19 yang sudah lebih dahulu memberi hasil positif yakni dari Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Namun, vaksin tersebut tidak akan tersedia selama beberapa bulan, yang berarti orang kemungkinan akan membatasi perjalanan dan aktivitas lain hingga tahun depan untuk mencoba memperlambat penyebaran penyakit.

"Kompleks minyak bumi adalah perdagangan vaksin," kata John Kilduff, Partner di Again Capital di New York. "Sampai kita bisa melihat sisi lain dari pandemi, pasar akan terperosok dalam permintaan yang kendur yang akan membuat overhang meluas."

Seperti diketahui, pandemi virus corona yang melanda global, ditambah dengan jatuhnya pakta produksi yang dipimpin OPEC, membuat harga minyak jatuh pada bulan Maret.

Setelah runtuhnya pakta produksi yang menyebabkan perang harga antara Arab Saudi-Rusia, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya menyetujui kesepakatan baru tentang rekor pemotongan produksi untuk mendukung harga.

Kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ diperkirakan akan membatalkan pemotongan tersebut menjadi 2021 setelah pertemuan 30 November hingga 1 Desember, menyusul pembicaraan teknis minggu ini.

Baca Juga: Tak sampai Rp 284.000 untuk dua dosis, harga vaksin Sputnik V Rusia

Selain itu, pemerintahan Presiden Donald Trump akhirnya memberikan lampu hijau kepada Joe Biden untuk memulai masa transisi yang sudah tertunda berminggu-minggu. 

Pemilihan awal penasihat utama Biden membantu mendukung harga kontrak berjangka dan ekuitas minyak mentah, yang sering diikuti oleh minyak.

Harga minyak sedikit memangkas keuntungan dalam perdagangan pasca data dari American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri yang melaporkan persediaan minyak mentah AS naik 3,8 juta barel dalam pekan lalu. Ini membuat persediaan minyak AS hingga pekan yang berakhir 20 November menjadi sekitar 490 juta barel.

Selanjutnya: Harga emas merosot ke US$ 1.807 per ons troi, dekati level terendah dalam empat bulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×